jpnn.com - JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tetap waspada potensi cuaca ekstrem selama periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. "Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan potensi cuaca ekstrem selama periode Natal dan Tahun Baru," kata Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto di Jakarta Senin (18/12).
Dia mengemukakan berdasarkan analisis terbaru, aktivitas pola tekanan rendah di sekitar Laut China Selatan masih dapat berlangsung dalam 3-4 hari ke depan, dengan kecenderungan melemah intensitasnya sehingga dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan.
BACA JUGA: Gempa Berkuatan M 3,3 Guncang Maluku Utara, BMKG: Tak Ada Potensi Tsunami
"Potensi peningkatan curah hujan itu diprakirakan terjadi di wilayah Jawa-Nusa Tenggara yang dapat terjadi mulai tanggal 23 Desember 2023," ungkap Guswanto.
Dia menambahkan keberadaan pola tekanan rendah di sekitar Laut China Selatan itu juga secara tidak langsung membentuk pola pertemuan serta belokan angin, dan menyebabkan terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan di sekitar Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
BACA JUGA: Waspada Cuaca Ekstrem, PLN Siagakan Petugas Atasi Potensi Gangguan Jaringan ListrikÂ
Guswanto juga menyampaikan berdasarkan data analisis dinamika atmosfer terkini, cuaca hingga 23 Desember 2023 diprediksi hujan masih terjadi di sebagian besar wilayah
Menurut dia, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Papua, Sulawesi, dan Maluku.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca di Jakarta, BMKG Imbau Warga Jaktim & Jaksel Siapkan Payung
Sementara itu, terkait potensi awan cumulonimbus (CB), Guswanto mengatakan, pada periode 18-23 Desember 2023, dapat terjadi dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75 persen (OCNL/Occasional).
Dia memprediksi awan CB terjadi di Laut Andaman, Laut China Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudera Pasifik utara Pulau Papua, Samudera Hindia barat Pulau Sumatra, Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Seram, Laut Banda, Laut Aru, Laut Arafura, sebagian Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, dan Pulau Papua.
Dia menambahkan dengan persentase cakupan spasial lebih dari 75npersen (FRQ/Frequent) diprediksi terjadi di Laut China Selatan, Laut Filipina, Samudera Pasifik utara Pulau Papua, dan Laut Arafura. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi