JPNN.com

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi di Beberapa Wilayah Perairan Indonesia

Rabu, 31 Mei 2023 – 10:44 WIB
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi di Beberapa Wilayah Perairan Indonesia - JPNN.com
Peta potensi gelombang tinggi yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Selasa (30/5/2023). (ANTARA/HO-BMKG)

jpnn.com - JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi gelombang tinggi berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia.

Gelombang tinggi itu diprediksi terjadi pada 31 Mei 2023-1 Juni 2023.

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Riau 31 Mei 2023, 4 Titik Hotspot Terpantau BMKG, Waspadalah

Menurut Kepala Pusat  Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.

Dia menambahkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari selatan-barat dengan kecepatan angin berkisar 4-22 knot. Untuk wilayah Indonesia bagian selatan, dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 4-25 knot. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kep. Wakatobi, Laut Banda dan Laut Arafuru," katanya di Jakarta, Rabu (31/5).

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca di Riau 30 Mei 2023, BMKG Bilang Begini

Menurutnya, kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25 meter - 2,5 meter di perairan Banda Aceh-Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Nias, perairan Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, perairan selatan Pulau Bali-Pulau Sumba.

Kemudian, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba, perairan Pulau Sawu, perairan Kupang-Pulau Rote, Laut Sawu, Laut Natuna Utara, perairan utara Kepulauan Natuna, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan, perairan Kotabaru.

BACA JUGA: Dicalonkan Jadi Presiden WMO, Kepala BMKG Siap Perang Gagasan

Selanjutnya, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, perairan Manui-Kendari, perairan selatan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula, Laut Sulawesi bagian barat, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Raja Ampat-Manokwari, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Jayapura, Laut Seram, perairan selatan Pulau Seram, perairan Kepulauan Sermata-Pulau Babar, perairan Sorong bagian selatan, perairan Fakfak-Amamapare.


Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan barat Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Pulau Jawa, Samudra Hindia Selatan Jawa-NTT, perairan timur Baubau-Kepulauan Wakatobi, perairan selatan Pulau Buru-Ambon, Laut Banda, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafuru.

Eko Prasetyo mengimbau masyarakat, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m),  untuk selalu waspada.


Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter). (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler