jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam mengapresiasi langkah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang menyelesaikan pengambilalihan PT Bank Mayora.
Mufti menilai hal itu strategi yang tepat bagi BNI menggarap pasar bank digital.
BACA JUGA: Ekspansi di Pasar Jepang, BNI Gandeng Japan Regional Bank
“Kalau melihat rencana nantinya Bank Mayora diperkuat sebagai bank digital, itu strategi yang cukup baik. Tinggal bagaimana business model-nya, bagaimana strategi akuisisi pengguna baru yang kini pasarnya masih sangat terbuka, selain harus membidik pengguna di bank digital lain,” katanya pada Sabtu (21/5).
BNI mengakuisisi Bank Mayora melalui penyetoran dana atas saham baru yang diterbitkan Bank Mayora dan pembelian saham lama milik International Finance Corporation (IFC).
BACA JUGA: Mufti Anam DPR: Xpora BNI Angin Segar Buat UMKM
BNI menandatangani akta jual beli saham dan akta pengambilalihan saham pada 18 Mei 2022.
Mufti mengatakan, masuk ke pasar bank digital adalah keniscayaan. Semua bank pada masa depan akan mengandalkan layanan digital.
BACA JUGA: Masukan Mufti Anam DPR Untuk Pertamina soal Distribusi Solar
Dia menambahkan, faktor terpenting dalam persaingan industri jasa keuangan di masa depan sangat jauh berbeda dengan lansekap kompetisi pada masa lalu.
Pada masa lalu, konsumen mempertimbangkan jumlah kantor cabang hingga ATM sebagai pertimbangan dalam memilih layanan perbankan. Namun, di masa depan, pertimbangan konsumen adalah pada kelengkapan ekosistem digital sebuah bank.
“BNI sudah tepat memadukan skema layanan digital banking-nya dengan fungsi Bank Mayora yang akan dijadikan bank digital. Itu memperkuat ekosistem bisnis digital BNI, yang bisa dipadukan dengan skema existing, mulai dari transaksi internasional hingga program pemberdayaan UMKM untuk go global,” kata pria yang merupakan mantan ketua HIPMI Jawa Timur itu.
Mufti memaparkan langkah BNI mengakuisisi Bank Mayora juga tepat dari aspek perluasan pasar.
Bank digital bisa menggarap segmen warga yang belum mendapatkan akses ke jasa keuangan alias segmen “unbanked”.
“Ini jumlahnya masih besar. Mereka ingin simpel. Termasuk di dalamnya ada anak-anak muda yang baru beranjak 17 tahun dan mereka butuh transaksi keuangan, mereka memilih bank digital pastinya. Segmen unbanked ini bisa dibidik Bank Mayora sebagai bank digital nantinya,” tuturnya.
Mufti Anam. Foto: source for JPNN.com
“Ada riset yang memproyesikan orang dewasa Indonesia yang memiliki rekening bank digital bakal terus meningkat. Sebanyak 25 persen orang dewasa Indonesia memiliki rekening bank digital pada 2021, dan akan terus naik hingga 39 persen pada 2026, kira-kira hampir 75 juta orang. Ini pasar yang besar, dan harus disiapkan skema akuisisi marketnya sejak kini, dan itu saya kira dengan tepat dilakukan BNI,” imbuh Mufti.
Dia juga mengingatkan soal teknologi. Langkah BNI yang disebut akan menggandeng perusahaan internet Sea Group menjadi mitra teknologi Bank Mayora merupakan strategi tepat.
“Rekam jejak Sea Group bisa diandalkan dalam penyusunan business model dan pengembangan infrastruktur teknologi Bank Mayora,” kata Mufti. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan