jpnn.com, TASIKMALAYA - Badan Narkotika Nasional (BNN) membongkar pabrik pembuatan pil PCC yang berkedok pabrik sumpit di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/11). Dari pabrik itu BNN mengamankan 2 juta butir pil PCC siap edar.
“Lokasi (rumah pabrik sumpit) ini adalah TKP produksi obat-obatan dan juga narkoba yang telah diproduksi cukup lama. Jenis narkobanya PCC yaitu paracetamol, caffein dan carisoprodol,” kata Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari kepada radartasikmalaya.com seusai melakukan gelar perkara di lokasi pabrik.
BACA JUGA: Wuiih...Jaga Gudang Pil PCC Digaji Rp 9 Juta Tiap Bulan
Menurut Arman, pil PCC banyak diminati kalangan anak muda karena harganya yang terjangkau. “Pasarnya hampir seluruh Indonesia, beberapa kota besar di pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi,” sambungnya.
Dari lokasi penggerebekan, BNN mengamankan sembilan orang. Para pelaku, kata Arman, masuk dalam jaringan pengedar internasional.
BACA JUGA: Cari Pil PCC Malah Temukan Obat Kedaluwarsa
“Diperkirakan yang sudah siap edar kurang lebih 2 juta butir. Bahan yang tersisa siap produksi juga cukup banyak,” katanya.
Arman mengatakan, narkoba bisa masuk ke lingkungan manapun dengan menyamar atau menyaru dengan aktivitas lain.
“Seperti TKP ini seolah-olah pabrik yang memproduksi sumpit yang digunakan untuk makan. Tapi ternyata di ruang tertentu di dalam pabrik memproduksi obat ilegal. Bagi kami ini narkotika,” katanya.
Wakapolda Jawa Barat Brigjen Pol Akhmad Wiyagus menuturkan, pengungkapan kasus ini atas kerja sama semua pihak.
“Narkoba apa pun jenisnya harus kita berantas. Ini warning bagi kita bersama bahwa pelaku kejahatan narkotika memanfaatkan situasi lingkungan masyarakat,” tuturnya.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menyatakan, pihaknya mengapresiasi pengungkapan kasus ini yang dilakukan BNN.
“Ini mengagetkan kami di daerah yang tidak kami prediksi. Ini mencengangkan. Ini jadi warning juga bagi kami agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Saya terkagetkan, produksinya cukup besar dan menggemparkan masyarakat,” katanya. (rezza/radartasik)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti