JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar mengatakan, dalam memberantas narkoba, pengawasan yang ketat mutlak dilakukan masyarakat. Pengawasan itu, kata dia, harus dimulai dari setiap anggota keluarga.
“Artinya bukan hanya orang tua yang mengawasi anaknya, akan tetapi juga sebaliknya. Masih ingat kan kasus yang menimpa para selebritis, Doyok, Gogon, Derry, Polo, Ahmad Albar, dan juga Roy Marten. Semua nama tersebut adalah kepala keluarga, hal ini mengindikasikan bahwa penyalahgunaan narkoba ini bisa dilakukan juga oleh para orang tua, sehingga anak-anak mereka seharusnya melakukan pengawasan yang lebih maksimal," kata Anang Iskandar, Senin (15/4).
Selain di lingkungan keluarga, kata Anang Iskandar, pengawasan di lingkungan pendidikan juga harus ditingkatkan. Seperti perguruan tinggi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, membentuk pusat kajian penyalahgunaan narkoba; Universitas Trisakti membentuk Satgas khusus yang anggotanya adalah mahasiswa itu sendiri yang bertugas untuk mensosialiasikan bahaya narkoba di lingkungan kampus. Sedangkan di Universitas Al Azhar, mahasiswa membentuk sebuah komunitas yang memegang misi untuk mengampanyekan bahaya narkoba.
"Wujud yang paling konkret adalah dengan pembentukan satgas antinarkoba yang terdiri dari dosen, karyawan, satpam, dan para mahasiswa di Universitas Pelita Harapan beberapa waktu lalu," ungkap Anang.
Kabag Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto menambahkan, masyarakat perlu membentuk komunitas-komunitas anti penyalahgunaan narkoba. Seperti dengan menciptakan kampung-kampung bersih narkoba di seluruh Indonesia.
“Untuk menciptakan kampung bersih narkoba dan sekolah serta kampus bersih narkoba, kita akan menggelar adu kampung dan adu sekolah bersih narkoba di seluruh Indonesia dengan melibatkan berbagai elemen dan organisasi kemasyarakatan yang ada. Dengan terbentuknya kampung-kampung bersih narkoba, otomatis akan mempersempit ruang gerak para bandar dan menjaring para pecandu untuk bisa direhabilitasi,” tambahnya.
Lanjut Sumirat, segala upaya yang positif dari berbagai kompenen masyarakat ini, sudah sepatutnya diapresiasi dan didukung penuh. Sehingga upaya bersama melawan penyalahgunaan dan peredaran narkoba semakin maksimal.
"Jika seluruh komponen bangsa ini bersatu padu dan bergandengan tangan untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba, maka bukan tidak mungkin, manifesto Indonesia Negeri Bebas Narkoba pada tahun 2015 nanti benar-benar terealisasi," pungkas Sumirat.(ian/jpnn)
“Artinya bukan hanya orang tua yang mengawasi anaknya, akan tetapi juga sebaliknya. Masih ingat kan kasus yang menimpa para selebritis, Doyok, Gogon, Derry, Polo, Ahmad Albar, dan juga Roy Marten. Semua nama tersebut adalah kepala keluarga, hal ini mengindikasikan bahwa penyalahgunaan narkoba ini bisa dilakukan juga oleh para orang tua, sehingga anak-anak mereka seharusnya melakukan pengawasan yang lebih maksimal," kata Anang Iskandar, Senin (15/4).
Selain di lingkungan keluarga, kata Anang Iskandar, pengawasan di lingkungan pendidikan juga harus ditingkatkan. Seperti perguruan tinggi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, membentuk pusat kajian penyalahgunaan narkoba; Universitas Trisakti membentuk Satgas khusus yang anggotanya adalah mahasiswa itu sendiri yang bertugas untuk mensosialiasikan bahaya narkoba di lingkungan kampus. Sedangkan di Universitas Al Azhar, mahasiswa membentuk sebuah komunitas yang memegang misi untuk mengampanyekan bahaya narkoba.
"Wujud yang paling konkret adalah dengan pembentukan satgas antinarkoba yang terdiri dari dosen, karyawan, satpam, dan para mahasiswa di Universitas Pelita Harapan beberapa waktu lalu," ungkap Anang.
Kabag Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto menambahkan, masyarakat perlu membentuk komunitas-komunitas anti penyalahgunaan narkoba. Seperti dengan menciptakan kampung-kampung bersih narkoba di seluruh Indonesia.
“Untuk menciptakan kampung bersih narkoba dan sekolah serta kampus bersih narkoba, kita akan menggelar adu kampung dan adu sekolah bersih narkoba di seluruh Indonesia dengan melibatkan berbagai elemen dan organisasi kemasyarakatan yang ada. Dengan terbentuknya kampung-kampung bersih narkoba, otomatis akan mempersempit ruang gerak para bandar dan menjaring para pecandu untuk bisa direhabilitasi,” tambahnya.
Lanjut Sumirat, segala upaya yang positif dari berbagai kompenen masyarakat ini, sudah sepatutnya diapresiasi dan didukung penuh. Sehingga upaya bersama melawan penyalahgunaan dan peredaran narkoba semakin maksimal.
"Jika seluruh komponen bangsa ini bersatu padu dan bergandengan tangan untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba, maka bukan tidak mungkin, manifesto Indonesia Negeri Bebas Narkoba pada tahun 2015 nanti benar-benar terealisasi," pungkas Sumirat.(ian/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kotak Hitam Lion Air Berhasil Ditemukan
Redaktur : Tim Redaksi