Ketua Badan Narkotika Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, Brigjend Pol Ali Johardi mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai macam cara untuk memerangi peredaran zat terlarang di Kampung Ambon. "Tidak hanya penegakan hukum tetapi di situ juga ada sosialisasi pencegahan bahaya narkoba. Yang sudah terlanjur kena narkoba kami dampingi untuk direhabilitasi baik medis maupun sosial," kata Ali kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (29/11).
Ali pun mengklaim cara-cara tersebut telah menuai hasil. Banyak pemakai yang berhasil direhabilitasi oleh BNN. Hanya saja, hal ini tidak terlihat secara statistik. Pasalnya, jumlah orang yang terjerumus narkoba jauh lebih besar dari yang sadar.
Lebih lanjut ia beralasan, merehabilitasi seorang pecandu jelas lebih sulit dibanding menjerumuskan sesorang menjadi pemakai. "Tentu untuk mengajak para pecandu narkoba yang sudah terlanjur memakai untuk kembali tidak memakai itu jauh lebih sulit daripada mengobati orang sakit jantung. Kalau sakit jantung rehabilitasi medis selesai. Tapi kalau orang ketergantungan narkoba, medisnya diobati selesai, mentalnya tidak diobati bisa balik lagi. Itu kesulitannya," papar Ali.
Ali juga tidak membantah adanya anggapan tentang keterlibatan aparat keamanan dalam peredaran narkoba di Kampung Ambon. Tetapi, ia memastikan bahwa mereka hanya oknum dan tidak memiliki peran besar.
"Jadi sejauh ini di BNN kalau dibilang membekingi tidak. Tapi kalau ada oknum yang terlibat disana ada ditemukan, baik dari Polda Metro maupun BNN sendiri. Tapi kalau pengertian dibekingi yang mengatur atau yang membekingi itu masih diselidiki," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocor, Jokowi Minta Pasar Paseban Disegel
Redaktur : Tim Redaksi