jpnn.com - JAKARTA - Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hujan ekstrem di musim kemarau terjadi di Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya, merupakan anomali cuaca.
Berdasarkan data BMKG, curah hujan yang terjadi di Kabupaten Pasuruan pada Kamis (30/6) kemarin, tercatat di stasiun Pager Sengon (111 mm), Bangil (108 mm), P3 Gli (83 mm), Telebuk (95 mm), Tutur (80 mm), Tretes (71 mm), Lumbang (88 mm), dan Grati (86 mm).
BACA JUGA: Semua Vaksin Dari Kementerian, Dijamin Aman
"Dengan curah hujan berintensitas tinggi seperti itu maka sungai dan saluran drainase tidak akan mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga memproduksi banjir," ujar Sutopo, Jumat (1/10).
Selain di Pasuruan, hujan deras kata Sutopo, juga terjadi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Menyebabkan tanggul lumpur Lapindo jebol di titik 67 di RT.09, RT.11 - RT.16, Desa Gempolsari, Tanggulangin, Kamis (30/6) kemarin.
BACA JUGA: Lima Sungai Meluap, Jalan Nasional Surabaya-Probolinggo Terputus 14 Jam
"Lokasi tanggul jebol di sebelah timur, bukan dekat jalan raya Porong. Sehingga tidak menggenangi jalan raya. BPLS menurunkan 2 alat berat (eskavator) penanganan penutupan tanggul yang jebol, penimbunan kembali dengan sandbag dan gedhek (dinding bambu). Pada pukul 12.25 WIB, air sudah surut kembali. Saat ini sudah dapat dapat diatasi," ujar Sutopo.
Atas kondisi cuaca yang tak menentu, Sutopo mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. Diperkirakan selama mudik lebaran dan lebaran, hujan berpotensi terjadi dengan intensitas ringan, sedang hingga tinggi di Jawa.
BACA JUGA: Sering Pamer Kemaluan di Kampus, Divonis 10 Bulan
"Waspadai banjir dan longsor yang dapat terjadi di daerah rawan bencana," ujar Sutopo.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Bengkulu Musnahkan Ribuan Miras dan Knalpot Racing
Redaktur : Tim Redaksi