jpnn.com - JAKARTA - Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Pukul 13.00 WITA, Rabu (28/9), jumlah wisatawan maupun guide lokal yang keluar dari kawasan Gunung Rinjani mencapai 106 orang.
Jumlah itu belum termasuk para wisatawan yang keluar lewat pintu-pintu menuju Puncak Rinjani yang tidak resmi.
BACA JUGA: Istri Video Call Dengan Suami, Masukin Terong ke Anunya
"Mereka keluar melalui dua pintu. Yaitu Pintu Sembalun sebanyak 51 orang (23 wisatawan mancanegara dan 28 wisawatan/guide lokal) dan lewat Pintu Senaru sebanyak 55 orang (42 wisatawan asing dan 13 wisawatan/guide lokal)," ujar Sutopo siaran persnya.
Selain itu juga ada wisatawan yang turun dan keluar dari Gunung Rinjani melalui pintu tidak resmi sehingga tidak tercatat.
BACA JUGA: Sistem Pengairan Hippa Tirta Berhasil Buat Petani Panen Berlimpah
Menurut Sutopo, berdasarkan data dari Taman Nasional Gunung Rinjani, sebanyak 1.023 orang wisatawan berada di Gunung Rinjani saat terjadi erupsi Gunung Barujari pada pada Selasa (27/9) kemarin.
Wisatawan masuk dari dua pintu yaitu Pintu Sembalun dan Pintu Senaru.
BACA JUGA: Cinta Pasangan Berkebutuhan Khusus yang tak Lekang Waktu
Dari Pintu Sembalun terdapat 389 wisatawan (333 wisatawan mancanegara dan 56 wisatawan/guide lokal), yang naik ke Gunung Rinjani sejak 25-27 September 2016.
Sedangkan dari Pintu Senaru terdapat 634 orang wisatawan, yakni 306 wisatawan mancanegara dan 228 wisawatan lokal.
"Pada Rabu pagi petugas dari Taman Nasional Gunung Rinjani dan BPBD telah mengirimkan petugas melakukan pencarian dan evakuasi. Jarak dari Pintu Sembalun hingga Segara Anakan atau di Kaldera Gunung Rinjani berjarak sekitar 8 km dan memerlukan waktu 8-10 jam, karena jalan terjal," tutur Sutopo.
Sementara rute antara Pintu Senaru hingga Segara Anakan, kata Sutopo, sekitar 15 km dengan waktu tempuh sekitar sembilan jam.
Saat ini petugas masih dalam perjalanan. Petugas akan mengevakuasi atau memerintahkan semua wisatawan/pengunjung keluar dari kawasan puncak Gunung Rinjani.
"Menurut laporan BPBD Provinsi NTB, kendala yang ditemukan beberapa wisatawan tidak mau untuk keluar. Mereka ingin mendokumentasikan letusan Gunung Barujari, sehingga seringkali sembunyi agar tidak terlihat oleh petugas. Mereka tahu bahwa berbahaya, tapi tetap nekat ingin mendokumentasikannya," tandas Sutopo.(gir/chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri! Tubuh Wanita Ini Ditemukan Terpotong-potong di Rel Kereta Api
Redaktur : Tim Redaksi