jpnn.com - Cinta itu harus menerima pasangan apa adanya. Kisah suami istri asal Kupang Indah, Donwori, 32, dan Karin, 30, (keduanya nama samaran) sama-sama saling mencinta dan menyayangi.
Meski kedua orang tua mereka seringkali protes dan meminta keduanya segera berpisah.
BACA JUGA: Ngeri! Tubuh Wanita Ini Ditemukan Terpotong-potong di Rel Kereta Api
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
Pihak ketiga dalam rumah tangga itu tidak hanya selingkuhan. Akan tetapi, orang tua pun seringkali menjadi bibit perpecahan dalam rumah tangga.
BACA JUGA: Setiap Pengikut Dimas Kanjeng Dijanjikan Rp 1 Miliar
Berdalih sayang dan tidak tega melihat anaknya dihina keluarga mertuanya, orang tua Karin, Mira mengajukan perceraian anaknya.
Ternyata, gugatan yang diajukan justru ditolak oleh keluarga besannya yang tidak lain mertua Karin.
BACA JUGA: Tokoh Senior Gowa Mendapat Informasi Akurat soal Benda-benda Kerajaan
Sebab, Donwori mencoba bunuh diri karena akan dipisahkan oleh istri tercintanya.
Donwori menangis dan menarik tangan Karin usai proses mediasi di Pengadilan Agama (PA).
“Anaknya sama-sama tidak mau cerai. Ya sejak kami jodohkan karena sama-sama ABK (anak berkebutuhan khusus, Red), mereka itu lho super romantis. Tidak mau pisah satu sama lain, tiap hari berdua di kamar,” kata Mira yang akhirnya menarik gugatan cerai Karin di Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, Selasa (27/9).
Sebenarnya Mira tak pernah berniat memisahkan anak dan mantunya. Sayangnya, dia seringkali sakit hati dengan mertua anaknya atau besannya.
“Mertuanya itu lho cerewet kayak bebek. Ngecemes aja tiap pagi sampai malam. Ayo apa enggak kasihan anakku,” kata Mira, orang tua Karin di sela-sela proses gugatan.
Mira merasa sangat kasihan dengan putri bungsunya, Karin. Sebab, selain sudah mengalami keterbelakangan mental seperti tidak pernah nyambung ketika diajak berkomunikasi, Karin juga sering ngamuk bila orang yang diajak bicara marah-marah.
Hal itu pula yang membuat mertua Karin sebal dan marah. Donwori meliki sifat berbanding terbalik dengan Karin.
Donwori sangat super lemot dan super sabar. Dihina apapun, Donwori diam dan pasrah.
Tidak ada perlawanan dan justru menyampaikan rasa terimakasih kepada orang yang sudah mengoloknya.
Di kampung, bila Karin suka marah-marah bila dihina oleh tetangganya. Donwori justru tertawa dan diam tak peduli.
Karin yang pemarah itu pun membuat mertuanya sebal.
“Saya itu juga tidak mau jauh sama anak. Makanya anak tak suruh tinggal di rumah saya, tapi besan juga tidak mau kalau anaknya tinggal lama-lama di rumah kami. Biasalah sama-sama bungsu dan memiliki keterbelakang mental,” kata Mira.
Akhirnya, disepakati kalau seminggu mereka tinggal di rumah Mira, seminggu lagi tinggal di rumah besannya.
Puncaknya ketika besannya mengolok dan marah-marah terhadap Karin. Waktu itu, Mira mau menjemput Karin dan Donwori di rumah besannya.
Di situ, Karin ngamuk-ngamuk sampai melempar piring. Sudah tahu karakter anaknya, Mira pun bertanya penyebab Karin semarah itu.
“Anak saya itu memang marahan. Ngomel aja. Tapi, kalau tidak digarai ya tidak marah. Saya tanya ternyata benar, besan saya narik rambutnya. Di situ saya tidak terima yang akhirnya mengajukan gugatan cerai untuk anakku,” kata Mira.
Sayangnya, justru gugatan yang dilayangkan Mira membuat anaknya juga frustasi.
Mira mengaku melihat anaknya makin sering marah. Karin bahkan sering menghancurkan semua barang yang ada di rumahnya.
“Karin bilang tidak mau pisah sama Donwori. Ya sudah saya akhirnya sepakat sama besan untuk menyatukan rumah tangga mereka lagi,” kata dia. (*/no/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Sandera Abu Sayyaf Gagal Bertemu Gubernur
Redaktur : Tim Redaksi