BNPB: Sejumlah Video Tsunami Palu dan Donggala Benar

Sabtu, 29 September 2018 – 06:43 WIB
Foto: Sutopo Purwo Nugroho for Jawa Pos

jpnn.com, DONGGALA - Gempa 7,7 skala richter (SR) yang kemudian dimutakhirkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjadi 7,4 SR, mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.

Pusat gempa berada di 10 km pada 27 km Timur Laut Donggala. BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami. Status siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 – 3 meter) di pantai Donggala bagian barat.

BACA JUGA: Gempa Donggala, Jokowi Instruksikan Penanganan Cepat

Sementara status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat. BMKG kemudian telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak pukul 18.36 WIB kemarin.

Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasar konfirmasi dari Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, tsunami terjadi menerjang pantai.

BACA JUGA: Di Kapal yang Dibom Itu Masih Ada Mobil Jeep dan Truk

Posko BNPB juga telah mengonfirmasi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahwa tsunami telah menerjang pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala. "Beberapa video yang didokumentasikan masyarakat dan disebarkan di sosial media mengenai tsunami di Kota Palu dan Donggala adalah benar," kata Sutopo, Jumat (28/9).

Gempa dan tsunami tersebut menimbulkan korban jiwa. Berdasar laporan sementara, kata Sutopo, terdapat beberapa korban yang meninggal karena tertimpa bangunan roboh. Tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan yang ada di pantai. "Jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan," jelasnya.

Saat ini, petugas BPBD, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian RI (Polri), Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan relawan melakukan evakuasi dan pertolongan pada korban. Para korban yang luka-luka ditangani petugas kesehatan. "Penanganan darurat terus dilakukan," ungkapnya.

Sutopo mengatakan kondisi listrik padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus.

Terdapat 276 base station yang tidak dapat digunakan. Operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus tersebut.

Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama pejabat BNPB berangkat ke Palu pada malam tadi melalui Makassar kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helikopter. Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup pukul 19.26 WITA hingga Sabtu (29/9) pukul 19.20 WITA.

Sementara itu, Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Dari Balikpapan, Tim Reaksi Cepat BNPB terbang ke Donggala menggunakan helikopter water bombing yang ada di Balikpapan. "Tim ini membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lainnya," jelasnya.

TNI juga akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala. TNI menggerakan 7 Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Batalyon Kesehatan (Yonkes), Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur), Batalyon Infanteri (Yonif) dan Batalyon Zeni Konstruksi (Yonzikon) menggunakan dua pesawat Hercules C-130. Basarnas akan menggerakan 30 personil bererta peralatan menggunakan pesawat Hercules.

"Polri juga akan menggerakkan personel dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat," jelas Sutopo.

Dia menambahkan komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. "Gempa susulan masih terus berlangsung," pungkas Sutopo mengakhiri keterangan resmi BNPB. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler