JAKARTA - Memasuki hari keempat sejak digelarnya operasi penanggulangan bencana asap pada di Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali menerjukan satu Helicopter tambahan untuk memadamkan titik api.
Kepala Informasi dan Humas BNPB, sutopo Purwo Nugroho, mengatakan pemboman air (water bombing) sudah dilakukan dengan menggunakan 1 helikopter collibri TNI AU dan 2 helikopter Bolco BNPB.
Kemudian Helikopter Collibri bertugas untuk melakukan pencarian lokasi titik api dan selanjutnya helicopter Bolco mengangkut air dengan bambi bucket dengan kapasitas 500 liter sekali angkut dan kemudian dijatuhkan di titik api.
"Kemarin pemboman air dilakukan 2 heli bolco di wilayah Mandau. 14 sortie pemboman dilakukan dengan menjatuhkan total 7.000 liter air pada titik-titik api. Untuk menambah kemampuan mulai hari ini ditambah 1 helicopter untuk pemboman air," kata Sutopo, Senin (24/6).
Sedangkan untuk hujan buatan dilakukan dengan 1 pesawat Hercules TNI AU dan 1 pesawat Casa 212 BPPT. Hujan buatan dengan cara menaburkan garam dapur (NaCl) pada awan-awan potensial di udara. Syarat utama hujan buatan harus tersedia awan-awan kelas Cumulus.
Biasanya, kata dia, di daerah kebakaran lahan dan hutan, awan-awan sulit terbentuk karena terhalang oleh butir-butir aerosol dari asap kebakaran. Tidak ada dampak pencemaran, baik di udara maupun di air hujan yang dihasilkan.
"Sampai hari ini penyebaran garam sudah dilakukan 2 kali yaitu pada Sabtu (22/6) dengan pesawat Hercules menebarkan garam 2 ton di atas wilayah Duri, Dumai, dan Sei Pekning," ungkap Sutopo.
Hasilnya dilaporkan telah terjadi hujan di daerah Dumai. Pada Minggu (23/6) pesawat Hercules melakukan penyebaran garam di atas wilayah Bengkalis dan Dumai. Hasilnya pada sore hari sekitar jam 17.00 terjadi hujan di Dumai.
Dengan demikian untuk operasi pemadaman dari udara dikerahkan 3 helicopter Bolco BNPB, 1 helicopter Collibri TNI AU, 1 pesawat Hercules C-130 TNI AU, dan 1 pesawat Casa 212-200 versi rain making BPPT. Hari ini operasi terus dilanjutkan untuk mengatasi hotspot di Rokan Hilir, Pelalawan dan Bengkalis, Riau.(Fat/jpnn)
Kepala Informasi dan Humas BNPB, sutopo Purwo Nugroho, mengatakan pemboman air (water bombing) sudah dilakukan dengan menggunakan 1 helikopter collibri TNI AU dan 2 helikopter Bolco BNPB.
Kemudian Helikopter Collibri bertugas untuk melakukan pencarian lokasi titik api dan selanjutnya helicopter Bolco mengangkut air dengan bambi bucket dengan kapasitas 500 liter sekali angkut dan kemudian dijatuhkan di titik api.
"Kemarin pemboman air dilakukan 2 heli bolco di wilayah Mandau. 14 sortie pemboman dilakukan dengan menjatuhkan total 7.000 liter air pada titik-titik api. Untuk menambah kemampuan mulai hari ini ditambah 1 helicopter untuk pemboman air," kata Sutopo, Senin (24/6).
Sedangkan untuk hujan buatan dilakukan dengan 1 pesawat Hercules TNI AU dan 1 pesawat Casa 212 BPPT. Hujan buatan dengan cara menaburkan garam dapur (NaCl) pada awan-awan potensial di udara. Syarat utama hujan buatan harus tersedia awan-awan kelas Cumulus.
Biasanya, kata dia, di daerah kebakaran lahan dan hutan, awan-awan sulit terbentuk karena terhalang oleh butir-butir aerosol dari asap kebakaran. Tidak ada dampak pencemaran, baik di udara maupun di air hujan yang dihasilkan.
"Sampai hari ini penyebaran garam sudah dilakukan 2 kali yaitu pada Sabtu (22/6) dengan pesawat Hercules menebarkan garam 2 ton di atas wilayah Duri, Dumai, dan Sei Pekning," ungkap Sutopo.
Hasilnya dilaporkan telah terjadi hujan di daerah Dumai. Pada Minggu (23/6) pesawat Hercules melakukan penyebaran garam di atas wilayah Bengkalis dan Dumai. Hasilnya pada sore hari sekitar jam 17.00 terjadi hujan di Dumai.
Dengan demikian untuk operasi pemadaman dari udara dikerahkan 3 helicopter Bolco BNPB, 1 helicopter Collibri TNI AU, 1 pesawat Hercules C-130 TNI AU, dan 1 pesawat Casa 212-200 versi rain making BPPT. Hari ini operasi terus dilanjutkan untuk mengatasi hotspot di Rokan Hilir, Pelalawan dan Bengkalis, Riau.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkot Tunggu Sekolah Penerbangan
Redaktur : Tim Redaksi