BNPT Beber Cara ISIS Dekati WNI

Gandeng KJRI dan Interpol untuk Deteksi 16 WNI di Turki

Rabu, 11 Maret 2015 – 02:32 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Dugaan bahwa 16 warga negara Indonesia (WNI) yang hilang di Turki telah bergabung dengan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) memaksa Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bergerak cepat. Kini, BNPT pun berupaya mencari informasi dan mendeteksi keberadaan 16 WNI yang masuk ke Turki menggunakan jasa agen perjalanan wisata itu.

Menurut Juru Bicara BNPT, Irfan Idris, pihaknya sejauh ini memang belum bisa memastikan keberadaan 16 WNI itu. “Tapi kami sudah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti KJRI (Konsulat Jenderal RI) di Turki dan Interpol untuk mendeteksi keberadaan 16 WNI itu,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (10/3).

BACA JUGA: KPK Gagal Sita Toyota Alphard Si Ngeri-Ngeri Sedap

Irfan menambahkan, pihaknya memang memiliki keterbatasan sehingga tidak bisa mengambil tindakan terhadap 16 WNI itu. Pasalnya, negara lain bukanlah yurisdiksi BNPT.

Namun demikian, 16 WNI itu diduga kuat memang masuk dalam strategi yang digunakan ISIS. Sebab, mereka memang sudah menyiapkan keberangkatan secara matang dan melalui jalur resmi.

BACA JUGA: Buya: Buwas Sedikit Ilmu, Profesionalitas Enggak Punya

“Mereka menggunakan cara resmi asal paspor dan visa bisa keluar. Nanti setelah di luar negeri, baru mereka melancarkan aksi selanjutnya dan akhirnya tidak kembali lagi ke kelompoknya (rombongan wisatawan dari Indonesia, red),” imbuh Irfan.

Irfan menambahkan, ISIS menggunakan dua propaganda untuk menggaet pendukung dan simpatisan. Yang pertama adalah pendekatan ekonomi.

BACA JUGA: Ngabalin Diserang saat Ical Berpidato, Sebut Orangnya Yorrys

"ISIS organisasi teroris yang paling kaya. Mungkin saja mereka dijanjikan diberi uang dan fasilitas lengkap. Padahal faktanya justru mereka tidak akan tenang bila sudah masuk ISIS. Mereka adalah organisasi yang menganeksasi dua negara melakukan perampokan dan pembunuhan,” lanjutnya.

Sedangkan cara kedua adalah dengan iming-iming mati syahid. Padahal, kata Irfan, ISIS justru menebar teror dan menghalalkan banyak cara.

“Pokoknya jangan dibayangkan dapat kenikmatan. Menurut saya masuk ke sana itu berarti bunuh diri. Bayangkan mereka harus taat dengan pimpinan, ada jihad seks untuk pejuang, dan hidup di antara desing peluru," pungkasnya.(dms/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Jerat Tiga Pejabat BBJ Penyuap Kepala Bappebti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler