jpnn.com, BALI - Pemerintah dan seluruh stakeholder memberikan dukungan secara konkret kepada para penyintas terorisme.
Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT) selaku koordinator penanggulangan terorisme bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) senantiasa melakukan berbagai upaya pendampingan dan pemberian bantuan kepada saksi dan korban tindak pidana terorisme.
BACA JUGA: Mengenang 19 Tahun Tragedi Bom Bali, Kepala BNPT Sebut Terorisme Jadi Perhatian Semua Pihak
Upaya tersebut salah satunya diwujudkan melalui penyelenggarakan Training Self Love dan Orientasi Pelatihan Kewirausahaan Sosial kepada para penyintas di Bali pada Rabu (13/10).
Pelatihan ini diikuti oleh 90 peserta terdiri dari 50 luring dan 40 secara daring. Peserta berasal dari Jakarta, Bali, Surabaya Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah.
BACA JUGA: Kepala BNPT Ingatkan Risiko Jika Densus 88 Antiteror Dibubarkan
Pelatihan ini didukung oleh Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YMII), Peach Generation Indonesia, dan UNODC.
Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar menjelaskan dukungan BNPT dalam pelatihan ini merupakan wujud BNPT hadir dengan memberikan penguatan fisik, psikis, sosial, dan finansial kepada para penyintas agar dapat bangkit dari kedukaan masa lalu dan merencanakan masa depan yang lebih baik bahkan memenuhi kebutuhan mereka selama keadaan darurat seperti di tengah Pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Cegah Terorisme dan Radikalisme, KAI Gandeng BNPT
“Pelaksanaan hari ini merupakan salah satu wujud bantuan rehabilitasi sosial, kemandirian dalam aktivitas perekonomian untuk memulihkan kondisi sosial para korban sehingga mampu menjalankan fungsi sosialnya kembali secara normal. program ini ditujukan untuk memberikan penguatan, pemberdayaan, dan pemulihan kepada para korban agar memiliki keterampilan kerja dan mampu membuka wirausaha di tengah-tengah masyarakat, ini bentuk konkret kepedulian kita kepada penyintas,” ucap Boy.
BNPT juga telah membentuk Forum Silaturahmi Penyintas (Forsitas) yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi di antara para korban (penyintas) terorisme serta dapat saling menguatkan satu sama lain.
BNPT telah menyelenggarakan beberapa pertemuan sebagai tindak lanjut dari Forsitas dan berharap forum tersebut terus menjadi wadah bagi seluruh penyintas terorisme untuk bertukar informasi dan memperkuat kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
Boy Rafli berharap kegiatan ini dapat memperkuat upaya kita bersama dalam memberikan dukungan terhadap penyintas terorisme, termasuk memastikan pemenuhan hak-hak penyedia penyediaan pendampingan dan akses terhadap keadilan.
Selain Kepala BNPT, Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo juga menjelaskan kegiatan ini merupakan langkah pertama dalam rangkaian kegiatan psikososial pelatihan Kewirausahaan untuk pemulihan korban tindak pidana yang akan kita selenggarakan pada bulan November 2021 berupa pelatihan wirausaha sebagai Barista dan Frozen Food.
Hasto berharap para peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich