BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme

Kamis, 14 November 2024 – 09:21 WIB
Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto pada kegiatan Seminar Membangun Harapan dan Strategi Kolaboratif untuk Mencegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan Mengarah pada Terorisme dan Meningkatkan Kohesi Sosial di Jakarta, Rabu (13/11/2024). Foto: Humas BNPT

jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali menegaskan pentingnya upaya kolaborasi multipihak dan kohesi sosial dalam upaya pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

Kolaborasi dan kohesi sosial sangat dibutuhkan mengingat kompleksitas dari masalah terorisme itu sendiri.

BACA JUGA: BNPT Gelar Program Sekolah Damai untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Toleran dan Antikekerasan

“Masalah ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme makin kompleks. Untuk itu, perlu ada intervensi multipihak dan peningkatan kohesi sosial,” ujar Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto pada kegiatan Seminar Membangun Harapan dan Strategi Kolaboratif untuk Mencegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan Mengarah pada Terorisme dan Meningkatkan Kohesi Sosial di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Menurut Andhika, signifikansi dari kerja-kerja yang sifatnya kolaboratif dalam penanggulangan terorisme juga sejalan dengan semboyan yang digaungkan Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono, yaitu kolaboratif dalam Penanggulangan Terorisme yang Tercerahkan dalam Keikhlasan.

BACA JUGA: BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme

Dalam kesempatan yang sama, Andhika juga menjelaskan komitmen kolaboratif multipihak dan peningkatan kohesi sosial telah dijalankan BNPT secara nyata melalui Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).

"Di dalam RAN PE, kami melakukan pendekatan whole government dan whole society approach terlebih dalam RAN PE Fase Kedua (2025-2029), kita mendorong penguatan kohesi sosial yang kami yakini dengan kohesi sosial masyarakat akan kuat dan tidak mudah terjerumus terorisme," katanya.

BACA JUGA: Hadiri YOI FKPT Riau, BNPT Komitmen Dukung Pertumbuhan Generasi Muda Jadi Agen Perubahan

Sementara itu, Direktur Eksekutif The Habibie Center Mohammad Hasan Ansori, Ph.D., juga menilai program kolaborasi dan peningkatan kohesi sosial sangat tepat dilakukan dalam penanggulangan terorisme. Alasannya, persoalan terorisme tidak bersifat eksklusif tetapi justru inklusif.

"Persoalan terorisme bukan eksklusif, tetapi inklusif karena semua lapisan masyarakat terkena dampaknya, untuk itu kolaborasi bersama dan peningkatan kohesi sosial sangat penting untuk dilakukan," ujarnya.

Dia menambahkan kata kunci kolaborasi dan kohesi sosial dalam rangka menyelesaikan masalah terorisme di Indonesia juga sangat erat kaitannya dalam membangun dan menguatkan prinsip demokrasi di Indonesia.

“Prinsip demokrasi erat hubungannya dengan kolaborasi dan kohesi sosial. Hadirnya masyarakat yang kohesi ini menjadi syarat untuk menuju masyarakat yang demokratis," ungkapnya.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler