jpnn.com, BANDA ACEH - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengatakan perpecahan yang terjadi di tengah masyarakat sebagian besar karena dipicu sikap intoleran.
Oleh karena itu, lanjut Boy, semua komponen masyarakat, termasuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh dan mitra deradikalisasi harus dapat mengambil peran menjadi agen perdamaian dan mencegah berkembangnya ideologi kekerasan di Tanah Air.
BACA JUGA: Berita Duka: Mariati dan Rina Agustina Meninggal Dunia, Kondisi Mengenaskan
Hal itu diungkapkan Komjen Boy Rafli Amar pada acara silaturahmi Kepala BNPT, Deputi I dan Deputi II BNPT dengan FKPT Aceh dan para mitra Deradikalisasi serta mitra Kedeputian II di Banda Aceh pada Rabu (24/2/2021) malam.
“Kedatangan ini guna menyerap informasi terkait dinamika dalam masyarakat terutama dalam hal mengantisipasi agar potensi radikal intoleran dan yang mengarah pada kejahatan terorisme tidak ada lagi,” ungkap Boy Rafli dalam pidato pembukaannya.
BACA JUGA: Mantan Suami di Dalam Penjara, Mbak Y Tetap Setia Jalankan Bisnis Terlarang Mereka
Mantan Kadiv Humas Polri ini juga mengatakan peran media sosial yang luar biasa juga dapat dimanfaatkan dalam upaya pencegahan preventif.
"Literasi digital bagi masyarakat agar menggunakan media sosial dengan bermartabat. Menjadikan nilai-nilai hukum dan nilai etika sebagai dasar menggunakan media sosial,” ujar Boy Rafli Amar.
BACA JUGA: Ketika Pers Dilematis dalam Memberitakan Kasus Terorisme dan Radikalisme
Pada kesempatan yang sama Kepala BNPT juga turut mengatakan pentingnya dialog dengan mahasiswa guna mencegah terpaparnya mahasiswa dari paham radikalisme.
Pemahaman kebangsaan dirasa sangat dibutuhkan mahasiswa agar memiliki pemahaman yang sama tentang Pancasila.
Perbedaan yang berpotensi melahirkan kondisi ketidaknyamanan dapat diubah menjadi kondusif dengan diskusi dan dialog.
Radikal intoleran tidak sejalan dengan nilai-nilai bangsa dan nilai-nilai Pancasila. Ideologi kekerasan dalam propagandanya sering menggunakan teks agama guna mempengaruhi pendengar.
Itulah alasan mengapa BNPT dan masyarakat harus selalu memiliki kerja sama yang baik agar potensi kekerasan dan propaganda jaringan teroris tidak makin membesar. Menjalin mitra dengan masyarakat, salah satunya FKPT.
Dukungan FKPT dan Mitra Deradikalisasi diharapkan dapat membantu BNPT dalam mencegah keterpaparan masyarakat akan paham radikal.
“Harapannya FKPT di semua daerah dapat menjalin semangat kerja sama, semangat toleransi dan semangat persaudaraan guna mendukung terciptanya Indonesia yang aman dan damai,” pungkasnya.
Ketua FKPT Provinsi Aceh Kamaruzaman Bustaman Ahmad mengatakan bahwa saat ini Aceh menjadi sorotan karena masalah intoleransi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan FKPT Provinsi Aceh menyebutkan masalah intoleransi di Aceh masuk dalam kategori sedang menuju tinggi.
Sejumlah masalah yang menjadi sorotan di Aceh adalah seperti penyebaran berita hoaks, pemanfaatan kebijakan Syariat Islam Aceh sebagai pintu masuk kelompok garis keras.
Kemudian isu politik yang disambungkan dengan isu agama serta masalah regional terutama di negara-negara Asia Tenggara.
Selain pengurus FKPT, mitra deradikalisasi juga turut memberikan pertanyaan seputar program deradikalisasi, akses untuk melanjutkan pendidikan hingga menceritakan pengalamannya tentang social punishment yang masih ia terima hingga saat ini.
BACA JUGA: Bocah Perempuan yang Ditinggal Ibu jadi TKW Tewas Mengerikan, Diduga Diperkosa
Guna merespons setiap masukan dan pengalaman yang dibagikan pengurus FKPT dan mitra deradikalisasi, Kepala BNPT Boy Rafli juga mengapresiasi setiap usaha yang dilakukan pengurus FKPT Provinsi Aceh dalam mendukung upaya penanggulangan terorisme yang dilakukan BNPT. (dkk/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad