Dia lantas membeberkan sejumlah penangkapan teroris. Antara lain di Bali sebanyak lima orang, penangkapan Abu Umar, penangkapan di Medan, Palembang, dan Bandung. "Mereka punya dana miliaran. Ratusan juta sudah sampai ke Poso untuk pelatihan," bebernya.
"Menurutnya, puluhan orang sudah dilatih, di antaranya yang sudah tertangkap, yakni Naim dan Mujid. Ansyaad menyebut mereka diketahui sudah merangkai bom dan menyiapkan penyerangan untuk 17 Agustus di Solo, Poso, dan Jakarta. "Di Jakarta ketat, di Solo dia main. Dan tiga-tiganya mereka Ngruki. Ditangkap itu baru keluar dari Ngruki," katanya.
"Ansyaad mengatakan, pergerakan teroris tersebut sudah lebih dulu diikuti selama beberapa bulan. "Jaringannya itu-itu juga. Komandonya tetap," sambungnya.
" Dia menolak adanya anggapan bahwa polisi telah merekayasa penangkapan teroris di Solo. "Terlalu kejam (disebut) rekayasa. Polisi sudah tewas gitu masih (disebut) rekayasa," sangkalnya.
Secara terpisah Jamaah Ansharut Tauhid membantah dikaitkan dengan aksi terorisme di Solo. "Say abaca pernyataan pak Ansyad Mbai di berbagai media selama dua hari ini, beliau sebut JAT terlibat, ini fitnah," ujar juru bicara JAT Sonhadi pada Jawa Pos kemarin.
Menurut Sonhadi, Ansyad mengalami apa yang disebutnya jAT syndrome. "Jadi, setiap ada terorisme dia menghubungkannya dengan JAT, padahal selama ini tidak ada buktinya, hanya ada klaim saja," katanya. (fal/rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Harus Tegas Tolak Perpanjangan Kontrak Freeport
Redaktur : Tim Redaksi