BNPT Tegaskan Indonesia Garda Depan Pencegahan Terorisme di ASEAN

Rabu, 16 Agustus 2023 – 00:01 WIB
Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto. Foto: Source for JPNN.com.

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah memainkan peran krusial sebagai garda depan upaya pencegahan terorisme di kawasan ASEAN.

BNPT RI juga terus membuktikan komitmen menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah regional dengan pendekatan sinergi proaktif.

BACA JUGA: BNPT Mengeklaim Aksi Terorisme Turun 89 Persen, Sahroni: Tetap Waspada

BNPT RI terlibat dalam berbagai inisiatif kebijakan yang mendorong negara-negara ASEAN berbenah memperkuat ketahanan dari ancaman radikalisme dan terorisme.

Salah satu peran tersebut ketika Indonesia memprakarsai rencana aksi pencegahan radikalisasi dan kekerasan ekstrem dalam forum ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC).

BACA JUGA: Ary Ginanjar Menilai BNPT Berperan Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Rencana aksi itu setelah kesepakatan Manila Declaration to Counter the Rise of Radicalisation and Violent Extremism pada 2017.

"Jadi, pada 2018 disepakati bersama ASEAN Plan of Action to Prevent and Counter the Rise of Radicalization and Violent Extremism," kata Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto dalam keterangannya, Selasa (15/8).

BACA JUGA: Reynhard Silitinga Terima Penghargaan dari BNPT Awards 2023

Plan of Action tersebut dilanjutkan dengan rencana aksi Bali Work Plan 2019-2025.

Bali Work Plan dibentuk untuk menanggulangi radikalisme dan ekstremisme berbasis kekerasan di kawasan ASEAN dengan 4 pendekatan pokok.

Empat pendekatan utama itu, yakni melalui pencegahan, kontraradikalisasi dan deradikalisasi, penegakan hukum dan perkuatan kerangka legislasi nasional, serta kemitraan dan kerja sama internasional.

"Ini semua berada di bawah kerangka Bali Work Plan yang diinisiasi oleh Indonesia. Dan kebetulan Indonesia adalah Voluntary Lead Shepherds yang terkait dengan upaya penanggulangan terorisme di tingkat ASEAN," ungkap Andika.

Indonesia juga sudah memiliki Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) Tahun 2020-2024.

Menurut Andika, rencana aksi itu merupakan tindak lanjut dari ASEAN Plan Action to Prevent and Counter The Rise of Radicalization and Violent Extremism pada tahun 2018.

Berbagai inisiatif yang dihadirkan Indonesia di ASEAN berdampak positif bagi kerentanan ancaman aksi teror.

Berdasarkan Global Terrorism Index terbaru, serangan teror yang terjadi di Indonesia sudah dianggap turun 56 persen.

Penurunan serangan terorisme di tanah air juga selaras dengan tren positif secara global maupun di tingkat regional ASEAN.

Meskipun demikian, Andhika tetap mengirim sinyal waspada lantaran fenomena radikalisme di bawah permukaan masih berpotensi untuk menimbulkan ancaman.

"ASEAN ini memang kalau kita lihat dari sisi serangan ataupun jumlah kematian menurun, tetapi kita belum lihat di bawahnya bagaimana. Jadi, bagaimana kita mencegah, jangan sampai orang maupun kelompok menjadi ekstremisme berbasis kekerasan," kata dia. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler