Bobot 103 Kilogram, Sekali Makan Dua Piring Nasi

Minggu, 12 Februari 2017 – 06:38 WIB
Muhammad terlihat rebahan di kasur bercampur kain-kain bekas di rumahnya di Kelurahan Tanjung Rema Darat, Martapura Kalsel. Foto: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Meski baru berusia 13 tahun, Muhammad bertubuh gemuk dan besar, berbeda dengan anak-anak kebanyakan.

Dia lebih sering rebahan di rumahnya di Kelurahan Tanjung Rema Darat, Martapura, Banjar, Kalsel.

BACA JUGA: Enam ABK Selamat dari Kapal Tenggelam di Teluk Melano

Gemuknya badan membuatnya kesulitan untuk bergerak. Jika ingin bangun, ia meminta bantuan kepada ayahnya Samidri untuk membangunkannya.

Samidri mengungkapkan, anak pertamanya tersebut memiliki bobot 103 kilogram. Sehingga dalam kesehariannya Muhammad lebih banyak tidur-tiduran, karena kesulitan untuk berjalan.

BACA JUGA: Hiii..Mayat Misterius Ditemukan di Pulau Gili Iyang

"Sebenarnya bisa berjalan, tapi baru beberapa meter saja capek. Karena harus membawa badannya yang besar," katanya kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group).

Ia menuturkan, kelebihan berat badan atau overweight yang dialami Muhammad sudah terlihat sejak usianya baru dua tahun.

BACA JUGA: ICW Temukan ada Calon Bupati Cairkan Dana pada Pemilih

Saat itu, badannya terlihat lebih besar dibandingkan teman-teman sebayanya. "Sejak usia dua tahun, makannya sangat banyak," ujarnya.

Sampai saat ini pun porsi makan anak pertama dari tiga bersaudara itu tidak biasa seperti orang kebanyakan.

Satu kali makan Muhammad menghabiskan dua piring nasi atau sekitar setengah liter beras.

"Untung dia makan gak pilih-pilih, tak pakai lauk pun tidak masalah," kata Samidri.

Meski begitu, Samidri merasa kewalahan mencari uang untuk kebutuhan makan sehari-sehari keluarganya.

Pendapatannya sebagai pedagang tahu keliling kadang tak cukup untuk membeli makan tiga kali sehari.

"Pendapatan saya dalam sehari paling 50 ribu rupiah. Itu untuk memberi makan Muhammad dan dua adiknya. Serta saya dan istri," ujarnya.

Sulitnya perekonomian membuat mereka hanya tinggal di sebuah gubuk kecil, dengan dinding penuh lubang.

Jika hujan, atap rumah bocor sehingga air hujan masuk ke dalam. "Bisa makan saja Alhamdulillah, tidak mungkin kami bisa memperbaiki rumah," ungkap Samidri.

Sementara itu, Muhammad mengaku ingin sekali memiliki tubuh normal seperti teman-teman sebayanya. Supaya dapat leluasa bergerak dan bermain. "Kalau badan begini sulit sekali berjalan, berjalan sebentar saja capek," ujarnya.

Selain itu, dia juga mengharapkan dapat kembali bersekolah. Sebab, Muhammad baru mengenyam pendidikan sampai kelas dua tingkat SD.

Setelah itu berhenti karena ayahnya tak sanggup lagi mengantarkannya ke sekolah.

"Badan saya terlalu berat, jadi ayah gak bisa mengantar," pungkasnya. (ris/by/ran)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Saber Pungli Sita Ratusan Juta dari Pejabat ATR/BPN


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler