jpnn.com - BANDUNG- Bobotoh, sebutan pendukung Persib Bandung memastikan tak ciut nyali untuk datang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta untuk menyaksikan timnya berlaga di partai final Piala Presiden melawan Sriwijaya FC, 18 Oktober mendatang.
Mereka yakni, kerinduan akan Persib berprestasi saat tampil di stadion kebanggaan Indonesia, SUGBK menjadi semangat besar, Bobotoh untuk tandang ke Ibu Kota.
BACA JUGA: Ulangi Catatan Buruk 1984, Pelatih Belanda: Kami Bukan Jerman atau Spanyol
Resiko yang menghadang Bobotoh untuk bisa menyaksikan tim kesayangannya bertanding memang cukup besar. Sebab, selama ini rivalitas pendukung Persib dan Persija cukup besar. Ditambah lagi, catatan buruk bentrok sampai menyebabkan ada suporter yang meninggal, membuat kelam catatan pertemuan dua suporter tersebut.
Salah satu pentolan Bobotoh asal Banjaran, Bandung, Rahmat Gumilar menegaskan bahwa mereka hanya berniat memberikan dukungan kepada Persib, tak ingin menganggu siapapun. Karena final di Jakarta, otomatis mereka harus datang dan memberikan dukungan di SUGBK.
BACA JUGA: Inilah Hasil Akhir Kualifikasi Piala Eropa 2016
Sebagai warga negara Indonesia, dan final turnamen yang membawa nama sang Presiden, Bobotoh menurutnya juga wajar datang ke Jakarta, ibu kota Indonesia.
"Bobotoh hanya ingin memberikan dukungan kepada Persib seperti biasanya. Karena laga final di SUGBK, ototmatis pergi ke Jakarta," katanya, saat dihubungi, Selasa (13/10) malam.
BACA JUGA: Terungkap! Inilah Penyebab Fabregas Gagal Eksekusi Tendangan Penalti ke Gawang Ukraina
Lelaki yang akrab disapa Ugum tersebut optimistis kali ini tak akan ada ribut-ribut karena pihak keamanan sudah menyiagakan diri. Demikian juga Bobotoh dan The Jakmania juga sudah mengeluarkan pernyataan tak akan saling ganggu.
Menurut dia, bukan kali ini saja Bobotoh menyerbu ke SUGBK. Saat masih berusia anak-anak, sekitar delapan tahun, dia ingat betul saat dirinya diajak orang tuanya untuk menyaksikan laga final Persib di SUGBK.
"tahunya waktu itu ramai saja. stadion ramai dan Persib jadi juara," kenang lelaki yang hampir berusia 30 tahun tersebut.
Memang, saat itu 80 ribu Bobotoh memadati Stadion yang berkapasitas 100 ribu lebih. Sisanya adalah pendukung Petrokimia Putra, tim asal Gresik Jawa Timur yang dikalahkan di final.
Dari file foto Jawa Pos (JPNN Grup), memang terlihat betapa birunya tribun di SUGBK. Latar belakang itu sangat terlihat ketika foto pertandingan strike Petrokimia, Jacksen F Tiago, sedang berduel di udara dengan para pemain Persib.
Gumilar pun mengakui, kali ini puluhan ribu Bobotoh siap untuk berangkat ke Jakarta. Dia yakin penonton yang biasanya menyaksikan laga di Stadion Jalak Harupat akan berpindah sementara ke SUGBK.
"Kalau tanya jumha ya saya kurang tahu. Tapi yang pasti puluhan ribu. Dan kalau juara itu bisa mengulang memori manis Bobotoh saat juara Ligina pertama musim 1994-1995 itu," tegas dia.
Saat ditanya tentang peluang adanya bentrok dan jatuhnya korban jiwa, Gumilar yakin pikiran dia sama dengan Bobotoh lainnya. Dia mencontohkan, saat kompetisi biasa, Bobotoh ada yang datang menyaksikan langsung laga di SUGBK. Tapi, biasanya tanpa atribut dan datang sendiri-sendiri.
"Persib main di SUGBK saja biasanya banyak yang datang. Walaupun harus lepas atribut karena datang individual. kalau sekarang keberangkatannya terorganisasi, mungkin lebih aman. Kalau nyawa melayang, itu mah resiko," ungkapnya.
Dia ingat betul saat final ISL 2014 di Palembang, rombongan Bobotoh banyak yang dilempar batu saat melintas di Jakarta. Resikonya saatitu juga nyawa melayang, tapi bobotoh jalan terus.
"Demi Persib, pokoknya Persib Till I Die lah," ujrnya dengan logat sunda yang khas.
Hal senda juga diutarakan oleh pentolan Viking Persib Club (VPC) Yana Umar. Dia memastikan seribu persen Bobotoh dari Viking akan datang dan membirukan SUGBK di final nanti.
"Seribu persen kami siap datang. Final di SUGBK sangat bagus dan pasti akan sangat ramai. Tapi, saya mengimbau agar kita berangkat berbarengan," kata Yana kepada Bandung Ekspress (grup JPNN). (bbs/asp/dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selamat Tinggal, Belanda!
Redaktur : Tim Redaksi