SEORANG wanita cacat mental asal Vietnam yang tinggal di kota Philadelphia, Amerika Serikat menjadi korban pemukulan oleh bocah berusia 10 tahun dan 2 rekannya yang lebih muda. Tak hanya dipukul, uang USD 20 wanita malang bernama Minh Tran itu juga disikat.
Diberitakan ABC Rabu (8/8), bocah 10 tahun tersebut kini telah ditangkap dan didakwa melakukan penganiayaan. Sedangkan dua rekannya masing-masing berusia 7 dan 9 tahun yang diduga terlibat dalam kejahatan ini tidak dapat diproses hukum. Alasannya, karena hukum di negara bagian Pennsylvania hanya memperbolehkan penuntututan untuk tersangka yang berusia minimal 10 tahun.
Letnan Harold Lloyd dari kepolisian Philadephia mengatakan, bocah-bocah tersebut menerobos masuk rumah Minh Tran, 51 tahun, Senin (6/8) lalu. Kemudian tiga bocah tersebut memukuli Tran dengan tongkat kayu, batu dan berbagai perabot rumah tangga termasuk pot bunga yang dilemparkan ke muka si korban. Oleh polisi, Tran ditemukan meringkuk di halaman belakang rumahnya setelah kejadian tersebut.
“Dia (Tran) mengatakan, ‘Saya sangat takut, ketiga anak tersebut datang dan menyerang saya’,” ucap pemilik rumah yang disewa Tran kepada stasiun TV lokal WPVI yang juga berafiliasi dengan ABC News. “Lalu saya bertanya apa yang terjadi dan dia berlutut dan mengatakan 'tolong lindungi saya',” imbuhnya.
Menurut polisi, Tran adalah imigran asal Vietnam yang menjadi sasaran para tersangka karena ketidakstabilan mentalnya. Sebelum penyerangan tersebut, Tran telah beberapa kali menjadi bahan olok-olokan anak-anak nakal tersebut. Tran yang tidak dapat berbicara dalam bahasa Inggris tersebut sempat menjalani perawatan di rumah sakit karena luka-luka yang dideritanya.
Si bocah 10 tahun yang telah ditetapkan sebagai tersangka tersebut digelandang polisi setelah mendapat laporan dari pihak keluarga. Ibu si bocah mengungkapkan, anaknya selama beberapa minggu terakhir telah menjadi sangat nakal dan tidak dapat dikontrol.
Selain pasal penganiayaan berat, si anak juga disangka melakukan konspirasi kriminal, masuk ke sebuah properti tanpa izin, mencuri, merampok dan membahayakan nyawa seseorang. Karena masih di bawah umur, identitasnya pun dirahasiakan oleh polisi.
Yang pasti si bocah akan menjalani persidangan tanggal 22 Agustus mendatang. Sementara itu, pengawasan atas kedua anak lainnya akan diserahkan kepada dinas sosial.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Negara Korut Dikritik Tenteng Tas Mewah
Redaktur : Tim Redaksi