Foto yang tersebar setelah stasiun televisi pemerintah Korut menayangkan gambar Ri dan Kim Jong-un pada Selasa malam lalu (7/8) itu langsung memantik kontroversi. Sang ibu negara pun menuai kritik karena menenteng tas mewah seharga 1,8 juta won atau USD 1.594 (sekitar Rp 15 juta) tersebut dalam acara resmi.
’’Tidak jelas apakah tas yang ditenteng Ri Sol-Ju itu asli atau tidak. Jika asli, harga tas tersebut mencapai 1,8 juta won,’’ terang surat kabar terbitan Korea Selatan (Korsel) JoongAng Ilbo.
Padahal, saat ini warga Korut sedang dirundung duka akibat bencana banjir dan kelaparan. Banjir yang melanda sebagian wilayah negeri itu dalam beberapa pekan terakhir telah merenggut sedikitnya 169 jiwa. Kantor berita Korut, KCNA, juga melaporkan Sabtu lalu (4/8) bahwa sekitar 400 warga dilaporkan hilang. Jumlah korban diperkirakan terus bertambah.
Lembaga PBB meramalkan musim gugur lalu bahwa tiga juta warga Korut kelaparan dan membutuhkan bantuan pangan. Ramalan itu dirilis sebelum terjadi banjir.
Kabarnya, Ri mendampingi Kim Jong-un dalam lawatan ke sebuah pangkalan militer Korut ketika stasiun televisi pemerintah menayangkan gambar kontroversial tersebut.
Dalam tayangan yang lantas diabadikan menjadi foto oleh sejumlah media cetak dan elektronik itu, Ri terlihat cantik dalam balutan rok terusan putih dan hitam saat duduk di kursi. Di sebelah kanannya, di atas kursi yang dia duduki, terlihat tas tangan berwarna hitam dengan gantungan inisial D. Itu merupakan inisial kependekan dari brand mewah Christian Dior. Dalam foto, pasangan orang nomor satu Korut itu tampak bertepuk tangan sambil tersenyum.
Pyongyang menayangkan berita tentang lawatan Jong-un dan sang istri ke pangkalan militer Selasa malam. Tetapi, tidak jelas kapan kunjungan resmi itu terjadi. Belakangan, berita tentang Ri selalu menarik perhatian. Tepatnya, setelah media Korut memperkenalkan perempuan berambut pendek itu sebagai istri Jong-un akhir Juli lalu. Keduanya dilaporkan menikah pada 2009. (AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK dan HNW Diusulkan Jadi Mediator Konflik Myanmar
Redaktur : Tim Redaksi