Bocah 1,5 Tahun Jatuh dari Lantai 3

Bukannya Menolong, Warga di Dekat Tempat Kejadian Malah Menjauh

Rabu, 28 Agustus 2013 – 11:00 WIB

jpnn.com - BATAM - Seorang bayi berusia 1,5 tahun yang dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Senin malam (26/8) akhirnya meninggal dini hari kemarin (27/8). Aprilia, anak pasangan Anto Purba dan Irentina Saragih itu, dibawa ke RSBK karena terjatuh dari lantai tiga tempat tinggalnya di kompleks Nagoya Paradise, Nagoya, Batam, Senin malam (26/8).

Sempat koma beberapa jam, bayi perempuan itu akhirnya meninggal pukul 03.00 kemarin. Menurut dr Gumar Jaya Saleh, dokter bedah yang menangani si kecil, kondisi Aprilia memang tergolong parah.

BACA JUGA: Gadaikan Mobil Dinas Anggota DPRD Jatim

Aprilia dikabarkan terjatuh dari lantai tiga tempat kos orang tuanya di ruko kompleks Nagoya Paradise Senin pukul 18.00. Saat terjatuh dari ketinggian 17 meter tersebut, Aprilia hanya dijaga Larso Saragih, 12, adik kandung Irentina Saragih, ibu kandung Aprilia.

Irentina sudah tiga bulan pergi tanpa pamit meninggalkan anak semata wayangnya itu. Ayahnya, Anto Purba, belum pulang dari tempat kerjanya di showroom mobil tak jauh dari tempat kosnya tersebut.

BACA JUGA: Surakarta Minta Daerah Istimewa

Informasi dari tempat kejadian menyebutkan, malam itu Aprilia main dengan Larso di teras ruko yang dibatasi tembok penyekat setinggi sekitar 70 sentimeter. Karena Aprilia pipis di lantai, Larso meninggalkannya untuk mengambil lap. Belum semenit Larso pergi, tiba-tiba terdengar bunyi barang jatuh.

Tak jadi mengambil kain lap, Larso langsung kembali ke teras. Betapa kaget, Aprilia tidak terlihat di sana. Lebih kaget lagi, saat melihat ke bawah, Aprilia terlihat sudah terkapar di jalan.

BACA JUGA: Raja Solo Terkurung 12 Jam

"Katanya sih tidak sampai semenit Larso meninggalkan Aprilia untuk mengambil kain lap. Sebetulnya, dinding pembatas itu tidak bisa dilompati Aprilia. Dia kan baru bisa jalan tertatih-tatih. Tapi, di dinding pembatas tersebut, kebetulan ada kursi panjang dari kayu. Mungkin Aprilia naik kursi itu lalu terjatuh," tutur Opik, warga asal Kediri, Jawa Timur, yang kos di sebelah tempat kos Anto.

Dia sempat melihat kejadian mengenaskan tersebut. "Saya teriak histeris dan lari turun. Sesampai di bawah, Larso, om bayi itu, telah membopong Aprilia dan berlari ke tempat kerja ayah si kecil," terang Opik.

Larso tampak sangat terpukul begitu tahu sang kemenakan akhirnya meninggal. Dia terlihat terisak-isak saat Aprilia dimandikan di kamar jenazah RSBK kemarin pagi. "April, maafkan tulangmu. Ini semua salah tulang. Tulang tak menjagamu dengan baik," ujar Larso.

Opik yang menyaksikan si kecil jatuh menyayangkan reaksi warga yang saat itu nongkrong di dekat tempat kejadian. Bukannya langsung menolong dan membawa korban ke rumah sakit, mereka justru seperti takut mendekat.

"Pilu kalau ingat itu. Meski saya sudah teriak kencang sambil lari turun, warga yang nongkrong di bawah bukannya menolong, malah menjauh. Sungguh menyayat hati melihat Larso yang baru berusia 12 tahun itu membopong keponakannya berlari ke tempat kerja ayah Aprilia," ujar Opik.

Yang lebih memilukan, kata Opik, Irentia, ibu kandung Aprilia, tidak berada di Batam saat itu. Anto yang menunggu anaknya di ruang ICU RSBK juga sulit menghubungi nomor handphone istrinya tersebut. "Ketika akhirnya bisa dihubungi dan diberi tahu keadaan anaknya, Irentia hanya bilang akan berusaha datang tiga hari lagi," kata Opik.

Anto terus membujuk istrinya agar pulang malam itu juga. Irentia akhirnya memang tiba di RSBK sekitar pukul 00.30. Tangisnya langsung pecah melihat keadaan si kecil. "Maafin mamak Sayang. Mamak sudah jahat, tega ninggalin Aprilia sendiri," teriak Irentina.

Pagi itu juga, jenazah Aprilia dimakamkan di TPU Seitemiang. Anto tidak kembali ke tempat kosnya setelah pemakaman. "Anto bilang dan titip barang-barangnya yang masih tertinggal di kamar kos. Dia tidak mau tinggal lagi di sana. Katanya trauma," kata Opik. (gas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Rp 1,7 M untuk UMKM Daerah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler