Angus Copelin-Walters, seorang anak berusia 8 tahun dari Darwin, wilayah utara Australia (NT) telah sukses menjadi pengusaha dan meraup keuntungan $ 10.000 atau sekitar Rp100 juta di tahun pertama dengan menjual permen ikonik berbentuk mata buaya.
Diusianya yang masih muda, Angus Copelin-Walters telah menjadi filantropis (donatur sosial), memiliki akun sendiri di LinkedIn, dan tengah berambisi untuk membeli dua mobil mewah Lamborghini.
BACA JUGA: Kemasan Produk Menyesatkan Produsen Terancam Denda
Kesuksesannya ini dibangun melalui usaha kembang gula buatannya.
Produk kembang gula berbentuk mata buaya Angus yang dipasarkan dengan nama âCroc Candyâ atau permen buaya terus bertambah pelanggannya di Darwin, NT.
BACA JUGA: Waspada Kontaminasi Listeria, Produk Sayuran Beku Ini Ditarik
Photo: Permen bertema buaya sangat populer di kalangan pembeli di Darwin. (ABC Radio Darwin: Jesse Thompson)
Ide untuk memulai bisnis ini sendiri muncul tahun lalu ketika keluarga Walters berbincang-bincang mengenai cara untuk membantu putra mereka mengatasi kesulitan belajarnya.
BACA JUGA: Prancis Melarang Penggunaan Telepon dan Tablet di Sekolah
Setelah bereksperimen dengan usaha lain, selama itu ibu Walters terkejut oleh bakat wirausaha putranya, mereka memutuskan untuk mencoba menjual gula-gula buatan mereka.
"Saya ingin menjual limun tetapi ibu melarangnya, dan dia menyarankan untuk menjual permen," tutur Angus.
"Permen ini berkualitas bagus yang saya tahu, " kata Walters, yang mengembangkan produk permen itu.
"Ketika dia berbicara tentang permen dan limun, daripada hanya membeli beberapa dari toko, lebih baik membuatnya permen sendiri, ini sebuah kerajinan tangan dan berkualitas baik."
Angus kemudian mengimpor kembang gula itu dan mulai menjualnya ke jaringan kecil "teman-teman ibunya dan beberapa orang secara acak". Ia kemudian juga memasarkannya di halaman Facebook dan akhirnya membuka gerai di salah satu dari banyak pasar reguler di kota Darwin.
Yang mengejutkan mereka, bisnisnya kemudian berkembang. Photo: Bisnis kembang gula Angus sekarang telah memiliki sejumlah klien lokal. (ABC Radio Darwin: Jesse Thompson)
"Beberapa orang datang dan meminta pesanan massal untuk ulang tahun dan sebuah acara, kemudian mereka menyusun perencanaan bagaimana memenuhi pesanan itu dan bagaimana dia bisa belajar dari itu," kata Ny Walters.
Sekarang, Angus telah menganggap Kota Darwin, sejumlah tujuan wisata lokal dan kantor pemerintah wilayah utara Australia (NT) sebagai kliennya.
Bisnisnya baru-baru ini merayakan ulang tahun pertamanya dan menyumbangkan $ 1.000 atau setara Rp 10 juta kepada badan amal yang mendukung anak-anak dengan disleksia.Forum âCroc Tankâ
Pengalaman terjun langsung ke dalam bisnis memberi gagasan bagi Angus untuk mewadahi anak-anak lain seusianya yang hendak mewujudkan gagasan bisnis mereka.
Dia mencontohkan seorang seorang pandai besi remaja yang sangat bersemangat membuat pisau dan seorang teman yang menjual perangkat membuat mainan slime.
"Aku ingin agar anak-anak bisa naik ke panggung dan memamerkan bisnis mereka," katanya.
Terinspirasi oleh acara televisi Shark Tank, Angus memutuskan untuk membuat acara sejenis dan memberi nama forum itu âCroc Tankâ dan ibunya mulai mendaftarkan merek dagang. Photo: Keberhasilan bisnis Angus telah menuntunya untuk menciptakan Croc Tank, sebuah foirum dimana anak-anak menawarkan gagasan bisnis mereka. (ABC Radio Darwin: Jesse Thompson)
Dan ia akhirnya menerima hak paten atas acaranya tersebut dari Intellectual Property Australia awal tahun ini.
Namun belakangan, Sony Pictures Television Inc, yang berbasis di Amerika Serikat dan memiliki merek dagang Shark Tank menentang pendaftaran merek dagang mereka.
Nyonya Walters mengatakan pengacara Sony Pictures Television Inc tidak menyadari mereka menentang bocah berusia delapan tahun dari Darwin ketika dia menghubungi pengacara perusahaan itu di Australia.
"Saya memberitahu pengacara yang berbasis di Australia dan mereka hanya berkata: 'Situasinya adalah seperti ini. Apakah Anda sadar?'
"Pengacara itu benar-benar tertawa dan berkata, 'Oh tidak, kami tidak menyadarinya, jadi saya kira klien saya tidak akan mempersoalkan masalah ini', jadi itu sangat melegakan.
"Angus tidak dalam bisnis menjalankan acara TV."
Kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan tentang penggunaan merek dagang ini, yang akan diselesaikan akhir tahun ini.
Keluarga berharap hasil dari kesepakatan ini akan memungkinkan mereka mengadakan acara di bawah nama âCroc Tankâ di masa depan.
Dan bagi Angus sendiri, kejadian ini telah memperkenalkan cita rasa dunia usaha yang sebenarnya yang tidak dia sadari sebelumnya.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Polisi Singapura Sashi Cheliah Juara MasterChef Australia 2018