Bocah Perokok Segera Dicek Kesehatan

Rabu, 14 Maret 2012 – 13:18 WIB

SUKABUMI-- Munculnya bocah perokok, Hadi Ilham (8) asal Kampung Karawang Girang Desa Karawang Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi telah mendapat sorotan media internasional. Akan hal ini kalangan kesehatan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi justru merasa prihatin.

"Seharusnya bocah yang merokok jangan pernah terjadi.Kalau ini terjadi jelas mengancam masa depannya selaku generasi,"prihatin Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, dr Adliati Syamsul kepada Radar Sukabumi (Group JPNN)

Soal kasus yang terjadi pada Ilham membuat pihaknya segera turun tangan. Ia berjanji turun ke lapangan dan mengecek langsung kesehatan Ilham. Jika berimbas pada penyakit yang menggerogoti kesehatannya maka siap ditangani dengan metoda rehabilitasi. Namun, kalau ternyata faktor ketergantungan paling mempengaruhi pola hidup Ilham maka Ilham segera dibawa ke psikiater."Kamis ini (15/3) kita akan melihat Ilham,"janjinya.

Adliati kembali menambahkan banyak faktor yang mempengaruhi kenapa Ilham bisa merokok. Pertama, faktor keluarga. Ia mengatakan pola hidup dan didikan yang salah bisa mempengaruhi kebiasaan si anak merokok. "Maksudnya orang tua yang tidak tegas ketika melihat anaknya merokok maka berimbas pada sikap anak yang merasa kurang diperhatikan,"tandasnya.

Akhirnya,sambung Adliati ketika si anak memilih merokok orang tua tidak bisa melarang. Bahkan, si anak cenderung melawan orang tua jika kemauannya membeli rokok tidak dituruti orang tua. Faktor kedua, lingkungan yang tidak terbendung. Ketika si anak bergaul dengan orang di sekelilingnya.

Dan melihat banyak orang dewasa di sekelilingnya yang pada merokok, maka boleh jadi ada keinginan untuk mencoba-coba. Ini karena sifat anak yang selalu ingin mencoba sesuatu yang baru atau asing bagi mereka.

Faktor selanjutnya,sambung wanita berkerudung ini karena bebasnya orang membeli rokok."Penjualan rokok yang menjamur dan merajalela memberi kemudahan bagi perokok aktif untuk terus membeli dan membeli. Ini jelas membuat psikologi si anak jadi ikut-ikutan,"prihatinnya seraya berharap agar hal ini menjadi perhatian bagi orang tua dan masyarakat. Baginya, menjaga masa depan anak untuk menjadi yang terbaik merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat yang tidak boleh ditinggalkan. (fkr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Bocah Kesentrum, Satu Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler