Bocah SD Diintimidasi di Sekolah Karena Mirip Ahok

Rabu, 01 November 2017 – 14:21 WIB
Josep Sebastian Zebua, bocah yang disebut diintimidasi di sekolah. Foto: Twitter

jpnn.com, JAKARTA - Kabar intimidasi terhadap seorang pelajar SD saat ini sedang menjadi viral di Facebook.

Intimidasi itu dialami pelajar kelas IV SD Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur bernama Josep Sebastian Zebua.

BACA JUGA: Ahok Sudah Tiada, Adik Prabowo Minta Jabatannya Kembali

Dalam posting-an yang diunggah akun Bearo Zalukhu di Facebook dan @fransiskancis di Twitter disebutkan pelajar yang mirip keturunan Tionghoa itu di-bully dan mendapat tekanan fisik dari teman-teman sekelasnya sejak kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mencuat.

Tulisan soal pem-bully-an itu adalah hasil curhatan dari kerabat Bastian, sapaan Sebastian, yang bernama Boni.

BACA JUGA: Mas AHY Sudah Jenguk Ahok, Pak Anies Kapan?

Menurut tulisan itu, Bastian saat ini sangat takut masuk sekolah. Sudah hampir dua minggu dia memilih tidak masuk sekolah.

Boni menulis bahwa tangan Bastian bahkan bengkak karena ditusuk dengan pena oleh teman sekelasnya.

BACA JUGA: Haji Lulung Sebut Prasetyo Belum Move On karena Ahok Keok

Itu terjadi hanya karena dia disebut mirip Ahok. Bastian mendapatkan perlakuan diskriminasi yang luar biasa.

"Semenjak kasus Ahok mencuat dan munculnya kata pribumi, dia disebut sebagai Ahok di sekolah. Teman-temannya juga mengatakan bun*h Ahok, yaitu Josep Sebastian, yang disebut Ahok di kelas," tulis Boni.

Tak hanya itu, si kerabat menulis, Bastian mendapat perlakuan kasar di sekolah hanya karena dia dianggap seperti Ahok dan satu-satunya yang beragama Katolik di kelasnya.

Ibu Bastian juga berulang kali melihat anaknya diintimidasi tapi tidak ada guru yang turun tangan untuk membantu.

Sang ibu disebut tidak memiliki handphone dengan fasilitas kamera sehingga tidak bisa merekam berbagai hal yang bisa dijadikan bukti untuk pembelaan anaknya jika ingin diadukan pada pihak yang berwajib.

Boni meminta pemerintah daerah memerhatikan nasib Bastian, termasuk sekolah dasar negeri yang dianggap tidak bisa memberi kenyamanan untuk siswanya sendiri.

"Saya juga meminta pada Gereja Katolik untuk merundingkan masalah ini. Saya rasa keponakan saya bukan satu-satunya yang di-bully sebagai minoritas di sekolah yang mayoritas," tulis Boni.

Dia juga menulis, keluarga Bastian sedang mengurus kepindahan bocah malang tersebut ke sekolah lain.

Harapannya, sekolah Katolik bisa menerima Bastian yang bisa berasal dari keluarga tidak mampu tersebut.

Tulisan Boni ini sudah dibagikan warganet di Facebook dan Twitter. Bahkan akun Twitter @fransiskancis menautkan posting-annya pada akun Presiden Joko Widodo.

Harapannya, agar pemerintah turun tangan pada masalah intoleransi dan tidak ada lagi diskriminasi pada minoritas terutama pada pelajar seperti Bastian.

Belum diketahui, apakah posting-an ini benar terjadi karena ada beberapa tulisan yang typo dan tidak rapi saat diunggah sang penulis. Namun, kabar ini sudah disebar oleh ratusan warganet. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Harus Usut Tuntas Pelanggaran-Pelanggaran Ahok


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler