Bocah SD Jadi "Tumbal" Proyek Lubang Pipa 9 Meter di Surabaya

Senin, 26 Oktober 2015 – 11:11 WIB
Ilustrasi. FOTO: dok/jpg

jpnn.com - SURABAYA - Proyek rumah pompa di Panjang Jiwo, Suraabaya akhirnya menelan korban jiwa. Tak tanggung-tanggung yang menjadi “tumbal” adalah bocah SD. Dia adalah Wahyu Hidayat, siswa SDN 02 Jangkungan, terjatuh ke lubang pipa sedalam 9 meter. Kendati sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa bocah 12 tahun itu tidak bisa diselamatkan. 

Kejadian tragis tersebut berawal saat Wahyu bersama tiga temannya, yakni Billy, Ulin, dan Dika, pulang bermain dari daerah Prapen.

BACA JUGA: Anak Gunung Rinjani Makin Aktif, 22 Pendaki Ogah Dievakuasi

Sebelum menuju rumahnya di Jalan Nginden, Wahyu dan tiga temannya mampir ke proyek rumah pompa Panjang Jiwo. Kawasan tersebut memang sering dipakai anak-anak untuk bermain. Ada juga yang memancing ikan di sungai dekat rumah pompa.

"Saat berada di area pemasangan pipa, korban terperosok ke lubang yang ditutupi tripleks," ujar Kapolsek Tenggilis Mejoyo Kompol Dwi Heri Sugiswanto saat ditemui di kantornya kemarin siang (25/10). Lubang tersebut memiliki diameter sekitar 60 sentimeter dan kedalaman 9 meter. Lubang itu terisi air sedalam 2 meter. 

BACA JUGA: Sudah Tiga Bulan Warga Hidup dalam Sesak Napas

Melihat Wahyu jatuh, tiga temannya panik. Mereka langsung meminta pertolongan kepada petugas rumah pompa. Saat itu Wahyu masih berteriak-teriak meminta pertolongan. 

Dia juga berusaha terus mengambang agar tidak tenggelam. Namun, sempitnya lubang membatasi geraknya. Perlahan-lahan, tubuh Wahyu akhirnya tenggelam.

BACA JUGA: Bapak Presiden...Ketahuilah, di Kalsel Saja Sudah 13 Balita Innalillahi

Menurut Heri, petugas rumah pompa berusaha menolong dengan masuk ke lubang. Namun, diameter lubang yang sempit menyulitkan mereka. Kemudian, petugas menggunakan cara lain. 

Yakni, membuka saluran air di bagian dasar pipa. Tujuannya, menghasilkan tekanan ke atas pada lubang tempat Wahyu terjatuh. Cara itu berhasil. Saat air di lubang naik, tubuh Wahyu menyembul ke permukaan. Dia akhirnya bisa dievakuasi sekitar pukul 20.00. 

Namun, kondisi Wahyu sangat memprihatinkan. Perutnya terlihat menggelembung. Wajahnya membiru. Polisi dan petugas rumah pompa langsung membawa Wahyu ke Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari. Namun, setibanya di rumah sakit, nyawa Wahyu tidak tertolong karena paru-parunya dibanjiri air.

Aparat Polsek Tenggilis Mejoyo langsung melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Mereka memasang police line di sekitar lubang maut itu. Polisi juga memeriksa beberapa saksi. 

Di antaranya, tiga teman korban, penjaga rumah pompa, dan kontraktor proyek tersebut. Polisi ingin menelusuri kemungkinan ada unsur kelalaian dalam peristiwa itu. "Kami sempat usul untuk dilakukan otopsi, tapi pihak keluarga menolak," jelasnya. 

Dugaan kelalaian memang cukup beralasan. Pantauan Jawa Pos di lokasi kejadian, tidak ada rambu atau papan larangan mendekat di lokasi proyek. Lubang untuk tempat pipa pun hanya ditutupi tripleks. Namun, hingga berita ini ditulis tadi malam, polisi belum bisa memastikan ada kelalaian atau tidak. 

Sementara itu, suasana duka terasa di rumah Wahyu, Jalan Nginden 5C. Orang tua Wahyu, Muhammad Rosyid, 50, dan Robiatun Adawiyah, 42, merasa terpukul saat mendengar putranya meninggal dengan tragis. ''Sehari-hari dia anak yang pendiam," ucap Robiatun sambil berlinang air mata.

Saat meninggalkan rumah, Wahyu hanya pamit akan main ke daerah Prapen. Namun, hingga magrib, sulung dari dua bersaudara itu tidak kunjung pulang. Semula, Rosyid dan Robiatun tidak memiliki pikiran buruk. Namun, mereka langsung shock saat menerima kabar anaknya tewas karena tenggelam. "Padahal, setelah lulus SD, dia mau saya khitan. Tapi, takdir berkata lain," ucap Rosyid. Pihak keluarga menyatakan ikhlas dan tidak berniat memperpanjang masalah itu ke ranah hukum. 

Sayangnya, hingga berita ini ditulis, tidak ada seorang pun pejabat dinas pekerjaan umum, bina marga, dan pematusan yang bisa dikonfirmasi. Padahal, proyek itu berada di bawah pengelolaan dinas tersebut. Pihak kontraktor pelaksana proyek juga belum bisa dihubungi. (all/c7/oni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Korban Asap Mengungsi ke Provinsi Tetangga, Bocah Ini Salah Satunya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler