jpnn.com - jpnn.com - Kakak adik, Bayu dan Dimas, warga RT 47 Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, mampu membuat buah tangan yang bernilai lumayan.
SYARIFUDDIN NASUTION
BACA JUGA: Kisah Mahasiswa yang Gigih Berwirausaha, Luar Biasa
Bahkan hasil dari ketrampilan keduanya sangat membantu memenuhi biaya kebutuhan sekolah keduanya.
Dua bocah yang masih duduk dibangku salah satu SD di Kota Jambi ini memang layak menjadi inspirasi bagi siapa saja yang mau merubah nasib.
BACA JUGA: Goris Mustaqim, Nomine Asias Best Young Entrepreneur Award Asal Garut
Keduanya sukses menjadikan limbah paralon bekas menjadi kerajinan rumah tangan cantik yang bernilai jual tinggi.
Bahkan karya mereka ini sudah dijual sampai ke Jakarta, Semarang dan Bali.
Menurut Bayu, usaha yang dijalaninya ini bermula dari suatu hobi iseng. Mereka mencoba membuat paralon yang diukir dengan berbagai motif sesuai apa yang bisa mereka pikirkan.
“Ini mulanya hanya merupakan keisengan kami berdua. Untuk mencoba mempelajari suatu ide kreatif, kami cari paralon bekas ditempat sampah yang dan paralon tidak terpakai dari warga. Lansung kami buat berbagai karya,” ujar Bayu kemarin.
Usaha membuat kerajinan paralon ini sudah digeluti keduanya selama 1 terakhir.
Walaupun pada awalnya terlihat sulit pemasarannya, tetapi saat ini kerajinan yang mereka buat sudah mulai diminati.
“Dengan paralon bekas ini kami membuat vas bunga, kotak sirih dan kotak tisu. Awalnya belajar dari ayah dan sekarang sudah biasa sendiri,” kata Bayu, yang mengakui menekuni kerajinan ini sejak kelas 4 SD.
Walaupun keduanya punya usaha sendiri, tetapi sekolah tetap nomor satu. Keduanya mengerjakan kerajinan ini setelah pulang sekolah.
“Dalam satu hari kita bisa menghasilkan 3-4 untuk kerajinan paralon bekas,” bebernya.
Untuk penjualannya sendiri, dikatakan keduanya, bahwa peminat produk yang mereka buat dari berbagai kalangan. Baik dari kawasan Provinsi Jambi hingga sampai luar kota seperti Jakarta, Semarang dan Bali.
“Alhamdulilah bang saat ini sudah mulai banyak yang suka. Ada pelajar hingga sampai orang-orang kantoran ada yang di Jambi, di kabupaten-kabupaten dan juga ada yang berada dari luar provinsi,” jelasnya.
Mengenai harga hasil kerajinan keduanya juga beragam. Hal ini tergantung tingkat kesulitan. “Harganya mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu,” terang Bayu.
Sementara itu orangtua Bayu dan Dimas, Sujiyanto mengaku senang atas ide kreatif anaknya.
Meski bisa berpenghasilan sendiri. Sebagai orangtua dirinya meminta kedua anaknya tetap mengutamakan sekolah.
“Walaupun ide kreatif ini tidak dari sekolah dan timbul sendirinya, tapi pendidikan juga penting untuk masa depan mereka,” pintan Sujiyanto yang mengakui bahwa income keduanya anaknya dalam sebulan berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta. (JE)
Redaktur & Reporter : Soetomo