jpnn.com, SIDOARJO - Duh, ada penemuan bayi lagi. Warga Desa Kalisogo, Jabon, kemarin dini hari (6/5) digemparkan kabar penemuan bayi yang tergeletak di atas bayang (tempat duduk bambu).
Tepatnya, di sebuah rumah warga Dusun Tambak Kalisogo RT 4, RW 2. Informasi yang dihimpun, Sugio adalah orang yang kali pertama melihat bayi mungil tersebut.
BACA JUGA: Keji! Ayah Tega Bunuh Bayi Sendiri karena Dianggap Bawa Sial
BACA JUGA : Bayi Dibuang ke Irigasi, Polsek Cibarusah Buru Pelakunya
BACA JUGA: Bayi yang Dibuang Ibunya di Persawahan Waykhilau Akhirnya Meninggal Dunia
Awalnya, mata Sugio tertuju pada sebungkus plastik yang berada di atas bayang.
''Tidak mengira kalau di dalam plastik itu bayi, saya pun langsung melapor ke perangkat desa dan bidan desa. Takut terjadi sesuatu. Sebab, bayi sepertinya baru saja dilahirkan," ujar warga desa itu.
BACA JUGA: Polres Blitar Otopsi Mayat Bayi yang Ditemukan di Kamar
Kapolsek Jabon AKP Saadun menyatakan, bayi tersebut ditemukan pada pukul 01.30 atau menjelang waktu sahur.
''Beruntung bayi dalam kondisi selamat, sudah dibawa ke RSUD Sidoarjo untuk perawatan intensif," ujarnya.
BACA JUGA : Teganya, Bayi Dibuang di Hutan
Hingga kini, kata Saadun, pihaknya melakukan penyelidikan untuk menelusuri penemuan bayi tersebut.
''Kami sudah menerjunkan beberapa anggota untuk mencari keterangan lebih lanjut. Semoga segera ada titik terang, terutama untuk menyelidiki orang tua yang tega menelantarkan bayinya itu," ujarnya.
Penemuan bayi tersebut menambah daftar panjang kasus serupa. Sebelumnya, pekan lalu (29/4), penemuan bayi juga membuat gempar Desa Candinegoro, Wonoayu.
BACA JUGA : Tahun Ini Sudah 15 Bayi Dibuang Orang Tuanya
Namun, belakangan telah terungkap bahwa bayi itu dilahirkan seorang bocah SMA.
Kasus itu pun akhirnya diselesaikan dengan cara kekeluargaan karena dinilai tidak ada unsur pidana. Pemerintah desa setempat sudah menjalin komunikasi dengan pihak keluarga.
Menurut Kepala Desa (Kades) Candinegoro Abdul Mujib, pemuda yang menghamili adalah teman sekolah AS, ibu bayi sendiri. Keduanya masih berusia 16 tahun.
''Kami ingin diselesaikan secara kekeluargaan," ujarnya.
Mujib pun sepakat. Dia mengatakan, jalan keluar tersebut menjadi pilihan terbaik saat ini. ''Dari segi sosial juga kasihan. Bagaimana bayinya kalau orang tuanya tidak lengkap," katanya.
Insiden itu, lanjut dia, bukan hanya masalah keluarga. Mujib juga prihatin dan terpukul dengan masalah tersebut. ''Anaknya (AS, Red) itu pendiam. Kok bisa sampai hamil di luar nikah?" sesalnya.
Mujib pun meminta masyarakat, terutama keluarga, tidak menyalahkan AS. Dari sudut pandangnya, kejadian tersebut adalah imbas kesalahan dalam pergaulan.
Di lain pihak, selama ini boleh jadi AS kurang mendapat pengawasan. Orang tuanya bekerja.
''Orang tuanya sudah saya beri tahu. Tidak usah menyalahkan," ujarnya.
Bagaimanapun, lanjut dia, persoalan tersebut harus menjadi bahan renungan untuk semua. Perhatian keluarga terhadap anak-anaknya sangat penting.
Boleh jadi karena pengawasan dan perhatian lemah, AS akhirnya mencari perhatian dari pihak luar. Dalam hal ini dari pacarnya.
Mujib mengatakan, masa depan AS masih sangat panjang. Dia pun siap untuk memfasilitasinya agar bocah itu terus bersekolah. ''Mungkin sekolah sekarang tidak mau menerima lagi, kami siap mencarikan sekolah lain," kata Mujib.
Seperti diberitakan, Senin lalu (29/4) warga Candinegoro dikejutkan dengan kabar penemuan bayi yang masih hidup. Saat itu AS mengaku telah menemukan bayi di dekat tempat tinggalnya.
Sejumlah polisi pun mendatangi lokasi. Mereka lantas membawa bayi merah yang belum putus tali pusarnya itu ke puskesmas.
Bayi diketahui belum lama dilahirkan. Bidan yang memeriksa memprediksi bayi tersebut baru berusia dua jam.
Berat badannya 2,6 kilogram dengan panjang 48 sentimeter. Belakangan terungkap bahwa bayi itu dilahirkan dari rahim AS sendiri.
Dia mengaku menemukan bayi karena takut dengan orang tuanya. Pihak polisi menyatakan, belum ada indikasi pidana dalam perkara tersebut. (yog/edi/c7/hud/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Vila Delima Cilandak Temukan Bayi Terbungkus di Kardus
Redaktur & Reporter : Natalia