Bocoran Bagi UMKM untuk Bertahan Selama Pandemi Covid-19, Ini Caranya

Rabu, 18 November 2020 – 20:55 WIB
Ilustrasi salah satu UMKM. Foto dok Antam

jpnn.com, JAKARTA - Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Zakir Machmud menyebutkan, digitalisasi ialah satu di antara cara bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat bertahan pada masa pandemi Covid-19. Menurut dia, digitalisasi membuat hubungan antara penyedia jasa atau barang dengan konsumen lebih luas.

Hal tersebut disampaikan Zakir saat menjadi pembicara diskusi berjudul Naik Kelas UMKM Lewat Digitalisasi yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (18/11).

BACA JUGA: UU Ciptaker Beri Peluang UMKM dan Koperasi sebagai Pelaku Usaha KEK

“Sekarang salah satu cara bertahan di saat pandemi adalah digitalisasi. Dengan bertransformasi secara digital, hubungan dengan konsumen maupun dengan penyedia bahan baku bisa dilakukan," kata dia.

Namun, ujar dia, upaya digitalisasi ini masih asing dengan pelaku UMKM. Sebagian dari mereka masih asing dengan perkembangan teknologi, karena terbentur pola pikir pelakunya sendiri. 

BACA JUGA: Belajar Menjadi Sukses di Sektor UMKM Bersama Afrig Wasiso

“Jadi ketika bicara digitalisasi, tetap harus melakukan pendampingan. Pendampingan itu macam-macam bentuknya, bisa melalui training, coaching, gathering, dan konsultasi. Intinya UMKM harus mempersiapkan diri ke arah digitalisasi," ungkap Zakir.

Sementara itu, kepala bagian penjualan aplikasi Wahyoo yakni Triatmojo Suprasetyo tidak menampik apabila saat ini segala aspek tengah bertransformasi ke arah digitalisasi. Transformasi itu utamanya menjawab lanskap perubahan akibat pandemi COVID-19.

BACA JUGA: BLT UMKM Lanjut, Ini Pesan LaNyalla untuk Pelaku Usaha

“Dukungan digitalisasi khususnya pada warung-warung makan berimbas positif pada pelaku bisnis. Dukungan yang kami berikan kita sebut P3K (Pelatihan, Pembimbingan, Pendapatan, dan Kemudahan). Ini yang menaikan derajat pelaku UMKM kita, terutama pemilik warung makan," tutur dia dalam diskusi yang sama.

Dia pun mengatakan, kehadiran aplikasi seperti Wahyoo turut membantu transformasi pelaku UMKM ke arah proses bisnis digital.

“Mereka itu kami bantu naik kelas dengan digitalisasi dari segi apa pun. Mulai dari digitalisasi pembukuan, dari situ kami bisa lihat cashflow mereka, kami bisa tahu apa kebutuhan mereka," terang Triatmojo.

Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 695,2 Triliun untuk perekonomian dan kesehatan selama pandemi Covid-19.

Salah satu alokasi anggaran tertinggi adalah untuk menyokong UMKM. Dari sisi ini, pemerintah menggelontorkan sebesar Rp 123,46 Triliun dalam bentuk program subsidi bunga, penjaminan kredit, relaksasi pajak, dan bantuan produktif.

Pemerintah juga melakukan pendampingan bagi pengelolaan usaha, sumber daya manusia, sarana prasarana, termasuk memfasilitasi digitalisasi UMKM.

Digitalisasi UMKM pada dasarnya adalah agenda besar pemerintah untuk melakukan pemulihan juga transformasi ekonomi digital. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler