jpnn.com, JAKARTA - Mintel Global Consumer merilis tren minat konsumen Indonesia untuk pemenuhan gaya hidup sehari-hari.
Di ajang Mintel Big Conversation di Jakarta baru-baru ini, para periset dari perusahaan intelijen pasar dan konsumen itu memaparkan analisis dan prediksi perihal minat konsumen Indonesia.
BACA JUGA: Konsumen Pengguna OOH di Jateng dan DIY Berpotensi Menjangkau Market Besar
Ada berbagai kategori makanan dan minuman serta kecantikan dan perawatan pribadi, dari saat ini hingga beberapa tahun mendatang.
Mintel adalah pakar dalam mengetahui keinginan konsumen dan alasan di baliknya. Sebagai perusahaan intelijen pasar terkemuka di dunia, yang menganalisis keinginan konsumen, pasar, inovasi produk, dan lanskap persaingan pasar.
BACA JUGA: Ketepatan Waktu jadi Kunci Utama Sky House Alam Sutera Menggaet Konsumen
Berdiri sejak 1972, analisis prediktif dan rekomendasi para pakar Mintel telah membantu klien-klien untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih baik secara lebih cepat.
Mintel mengungkapkan bahwa 33 persen konsumen Indonesia saat ini merasa kondisi keuangan mereka cukup baik, meski tidak memiliki cukup tabungan karena sudah habis untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar.
BACA JUGA: Kurir di Banyuasin Ditusuk Konsumen Saat Antar Paket COD, Ini Penyebabnya
Kendati demikian, konsumen Indonesia tetap ingin mencoba hal baru dan menyenangkan.
Ceria, menyenangkan, atau fun akan menjadi kunci utama untuk mencuri hati konsumen Indonesia, terlebih di tengah tantangan resesi ekonomi dan biaya hidup yang kian meningkat di tahun ini.
Oleh karena itu, brand perlu lebih konsisten dalam mengkomunikasikan nilai-nilai produknya dengan cara yang ceria dan menyenangkan, di tengah masyarakat yang makin sadar harga (price conscious).
Kategori Makanan dan Minuman
Senior Food and Drink Analyst, APAC Heng Hong Tan mengatakan konsumen akan cenderung menghibur diri dengan memilih produk makanan dan minuman yang enak di masa-masa sulit,
Tetapi, sayangnya produk makanan dan minuman yang enak atau menyenangkan tidak sehat.
"Brand bisa menggunakan cara baru dalam mempromosikan rasa enak pada produknya ke konsumen sehingga bisa dikonsumsi di rumah tanpa rasa bersalah (unguilty pleasure),” kata Heng.
Data Mintel menunjukkan minat terhadap pola hidup sehat yang dipengaruhi pandemi meningkatnya dan lebih dari sepertiga atau 35 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan yang enak untuk mengurangi stres.
"Ini waktunya bagi brand untuk memposisikan ulang produknya sebagai salah satu cara untuk menghibur diri, misalnya sebagai teman saat bersantai, suplemen kecantikan (edible beauty regimen) hingga waktu memasak di rumah," ujar Heng.
Heng Hong memaparkan bahwa akan makin banyak brand makanan dan minuman yang terinspirasi dari luar angkasa (bayangkan protein bubuk dan fermentasi tanpa gravitasi), tidak hanya dari segi inovasi produk, tetapi juga dalam tema komunikasi pemasarannya.
“Hal ini akan sangat menarik, terutama bagi Gen Z yang tertarik pada hal-hal misterius di luar angkasa sana. Dari palet warna kosmik hingga rasa “luar angkasa”, brand dapat memenuhi keinginan generasi muda ini akan penemuan baru (discovery) dan kedamaian spiritual (spiritual wellness).
Kecantikan dan Perawatan Pribadi
Senior Beauty and Personal Care Analyst, South APAC Kin Shen Chan mengatakan konsumen juga akan memilih produk kecantikan dan perawatan diri juga akan berkontribusi pada pemulihan stress pasca pandemi.
Kesehatan kulit adalah salah topik menarik yang bisa diangkat oleh brand, di mana 59 persen dari konsumen Indonesia mengatakan bahwa berpenampilan menarik membuat mereka merasa lebih percaya diri.
"Suplemen kecantikan dengan klaim fungsional juga dianggap bermanfaat, sehingga produk ini bisa diintegrasikan ke dalam rutinitas perawatan kecantikan sehari-hari konsumen Indonesia,” ujar Kin Shen.
Chan menambahkan bahwa kategori perawatan pribadi akan berkembang ke arah pembentukan komunitas, di mana konsumen ingin merasa terhubung dengan individu lain yang memiliki minat yang serupa.
“Gagasan tentang komunitas perawatan pribadi akan meningkat seiring dengan meningkatnya semangat bahu-membahu antar individu. Ekspektasi konsumen terhadap brand akan semakin meningkat mengenai bahasan topik-topik umum (misalnya masalah hormonal),” katanya.
Selain itu, maraknya K-Drama di Indonesia, mempengaruhi popularitas produk kecantikan dan kosmetik asal Korea.
"Salah satu keunggulan produk-produk keluaran Korea ialah bahan-bahan natural yang berkualitas serta tampilan brand yang premium," kata Chan.
Di sisi lain, Senior Consumer Lifestyle Analyst, APAC Huiqi Ong menilai konsumen sadar finansial (financially-conscious) akan membatasi pengeluaran mereka dan lebih mengutamakan brand yang memiliki dan mempraktekkan nilai baik, tak terkecuali untuk makanan dan minuman, kecantikan dan perawatan pribadi.
Riset Mintel menunjukkan bahwa mengkomunikasikan nilai baik dengan cara-cara yang ceria dan menyenangkan (fun) akan diterima dengan lebih baik oleh konsumen Indonesia.
"Ketika kondisi keuangan membaik, mereka akan lebih bersedia untuk membelanjakan uangnya pada brand yang telah menemani mereka melewati masa-masa sulit. Brand yang memiliki dan konsisten mengamalkan nilai baiknya akan menuai hasil yang paling besar,” kata Ong.
Ong menambahkan tren konsumen ke depannya adalah hyper fatigue. Konsumen mengalami information overload dan lari ke gadget untuk entertainment.
"Namun, pada akhirnya pemakain gadget juga membuat lelah. Solusi yang dapat ditawarkan marketer ialah penggunaan teknologi untuk memberikan sesuatu yang intentional/purposeful, dalam bidang spiritual misalnya," ungkap Ong.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MG Meluncurkan New HS untuk Konsumen Muda
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul