jpnn.com - JAKARTA - Wakil Presiden Boediono meminta PT Askes yang nantinya bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan mempersiapkan sistem informasi dan teknologi antihacker. Keamanan tersebut diperlukan untuk mengamankan data peserta BPJS agar tidak disalahgunakan.
Hal itu disampaikan oleh Boediono saat meninjau persiapan pelaksanaan BPJS kesehatan yang akan mulai dilaksanakan 1 Januari tahun depan. Dalam kunjungan Rabu (11/12) itu, Boediono terlihat didampingi oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan Direktur Utama PT Askes Fahmi Idris.
BACA JUGA: Pemerintah Setujui Kenaikan Tarif Tol Kanci-Pejagan dan Semarang-Ungaran
"Harus dipikirkan semacam sistem yang menjaga security. Misal data rusak karena serangan hacker," kata Boediono usai meninjau kesiapan pelaksanaan BPJS kesehatan di kantor PT Askes.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menilai sejauh ini PT Askes telah cukup mampu untuk menciptakan sistem yang canggih dan terproteksi. Termasuk di dalamnya kemampuan Askes untuk menyediakan tenaga ahli. Ia pun mengaku puas dengan segala persiapan yang telah dilakukan Askes.
BACA JUGA: Bulog Beber Tiga Indikator Keran Impor Pangan
Kendati demikian, ia tetap menekankan pentingnya sistem anti hacker pada BPJS kesehatan nanti. "Saya yakin Askes punya sistem dan tenaga ahlinya. Tetapi intinya sistem ini adalah nyawa dari program, kalau ada gangguan sedikit saja, bisa macet semua programnya," ujar Boediono.
Menjawab tantangan tersebut, Dirut Askes Fahmi Idris mengungkapkan bahwa saat ini PT Askes telah menyiapkan sistem informasi manajemen (SIM) BPJS Kesehatan. Di dalam sistem informasi itu, telah disiapkan empat komponen. yaitu Sistem Aplikasi, infrastruktur dan Jaringan Komunikasi Data, menejemen database, serta operasional/SDM.
BACA JUGA: Mangindaan Sodorkan Tiga Calon Dirjen Perkeretaapian ke SBY
Fahmi juga mengungkapkan bahwa PT Askes telah melakukan berbagai persiapan dalam transformasinya menjadi BPJS kesehatan tahun depan. Di antaranya, melakukan kerjasama pengalihan program jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) Jamsostek, TNI Polri dan Program Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).
"Proses pengalihan data dari ketiga sumber tersebut sampai kini terus berproses hingga akhir 2013 dan diharapkan bisa siap digunakan awal Januari 2014," tutur Fahmi.
Selain itu untuk pemutakhiran data kepesertaan yang sudah ada, PT Askes juga menggandeng Kementerian Dalam Negeri untuk pemanfaatan kartu tanda penduduk elektronik dan database kependudukan yang berbasiskan Nomor Induk kependudukan dalam layanan PT Askes. Kerja sama ini dan akan diteruskan pada saat BPJS kesehatan telah berjalan nanti.
Sementara untuk kemudahan mempersiapkan layanan terbaik bagi peserta, khususnya dalam kemudahan pembayaran iuran BPJS pihaknya telah menggandeng tiga bank pemerintah untuk bekerjasama. Tiga bank tersebut yaitu BRI, BNI, dan Mandiri. Melalui tiga bank tersebut diharapkan masyarakat lebih mudah untuk ikut berpartisipasi dalam program BPJS kesehatan tahun depan.
Sayangnya, di tengah semua kesiapan ternyata PT Askes sendiri mengalami kekurangan tenaga SDM. Saat ini, PT Askes hanya memiliki sekitar 4 ribu tenaga SDM, sementara kebutuhan untuk BPJS kesehatan tahun depan mencapai 6 ribu orang.
Oleh karenanya,PT Askes melakukan penambahan secara berkala setiap tahunnya. "BPJS tahun depan minimal memiliki enam ribu tenaga SDM, saat ini baru sekitar empat ribu SDM dan untuk penambahannya setiap tahun akan direkrut sekitar 1.500 pegawai," katanya. (mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaji Tiga Opsi Rute Kereta Supercepat
Redaktur : Tim Redaksi