“Perkiraan tersebut berdasarkan hasil pemetaan wilayah rawan bencana yang kami lakukan,” ujar Ketua Koordinasi Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kota Bogor, Surya Kelana Putra.
Surya mengatakan, berdasar pengalaman, prediksi zona rawan bencana yang mereka lakukan hampir selalu benar. Namun, pemkot dan masyarakat kerap tidak menghiraukannnya. Pasalnya, kata Surya, beberapa bencana alam kerap merenggut korban jiwa.
Surya menghitung, di Kota Bogor telah terjadi sedikitnya 12 peristiwa bencana longsor hingga awal Juli 2013 (lihat grafis) yakni di Kelurahan Kebon Pedes, Kelurahan Empang, dan Kelurahan Kebon Kelapa, di mana total keseluruhan korban jiwa mencapai tujuh orang.
“Wilayah-wilayah itu sebelumnya kita sudah prediksi akan ada bencana. Tapi tak ada yang peduli,” sesal Surya.
Kawasan Kecamatan Bogor Selatan masuk dalam zona paling rawan terjadinya bencana. Hal ini karena kontur wilayah Bogor Selatan didominasi perbukitan dan sungai. Dari 16 kelurahan yang ada di Kecamatan Bogor Selatan, Surya mengatakan 12 di antaranya rawan bencana longsor dan banjir.
Tagana Kota Bogor juga memasukkan Kecamatan Tanah Sareal sebagai daerah rawan bencana. Sejumlah kelurahan di kecamatan tersebut masuk zona rawan longsor seperti Kelurahan Cibadak, Mekar Wangi, Sukaresmi, dan Kebon Pedes. Di Kecamatan Bogor Tengah, zona rawan bencana ada di Kelurahan Kebon Kelapa dan Kelurahan Paledang.
Sedangkan di Kecamatan Bogor Utara zona rawan bencana ada di dua kelurahan, yakni Kelurahan Ciparigi dan Kelurahan Cibuluh.
Hal pertama yang perlu dilakukan masyarakat bila bencana datang adalah menyelamatkan diri. Setelah keadaan dirasa aman masyarakat diminta memantau lokasi bencana untuk membantu para korban sembari memperkirakan angka kerugian dan jumlah korban.
Terakhir masyarakat diminta segera menghubungi aparat terkait baik Tagana, Polisi, maupun aparat setempat. (ram)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fraksi Gerindra Ingatkan Ahok Jangan Bikin Masalah
Redaktur : Tim Redaksi