Seorang Artis Perth punya cara unik mengatasi kesulitan keuangan untuk membeli makanan setiap hari tanpa perlu mengeluarkan uang sepeserpun. Ia menggagas program OpenKitchen yang bisa membuat meja makanannya selalu penuh dengan berbagai hidangan dan menyantapnya bersama dengan tamu-tamu baru dari berbagai kalangan.
Proyek OpenKitchen menjadi cara jitu mendapatkan makan malam bagi seniman yang kesulitan keuangan di Perth, Janet Carter.
BACA JUGA: Rp 460 Triliun Anggaran Kesehatan Australia Terbuang Percuma
Janet Carter tahu Ia akan mengalami kesulitan keuangan ketika Ia harus cuti selama 12 pekan dari kuliah S-3nya. Khawatir tidak mampu membeli makan sehari-hari, Artis seni visual ini menggabungkan kegemarannya memasak dengan kebutuhannya mendapatkan dukungan melahirkan gagasannya untuk melakukan program OpenKitchen . "Saya berusaha berpikir kreatif dengan cara-cara yang tidak biasa dalam mengatasi kemiskinan," katanya. "Program OpenKitchen ini menggabungkan antara filosofi, seni, kreativitas diatas meja makan," Dalam program ini Carter akan memasak 3 jenis makanan dalam sepekan untuk satu kelompok kecil, dan menikmatinya sambil mendiskusikan segala hal mulai dari menanam rempah hingga memerangi kemiskinan global. Para tamu akan diminta membawa bahan makanan untuk makanan berikutnya dan Carter bersikeras tamunya tidak memberinya uang. "Saya ingin berpikir diluar kebiasaan, memperbaiki kesulitan keuangan tanpa solusi keuangan," katanya. "Kreativitas berlimpah hanya dari satu kaleng tomat yang dibawa satu tamu dan sepeda dari tamu yang lain. " Carter mengatakan kesuksesan proyek ini membuatnya kewalahan dan karenanya memasak makan malam untuk 18 orang tamu telah menjadi hal yang biasa baginya sekarang. "Ada cukup banyak antusiasme untuk ide ini ... pada akhir proyek saya benar-benar tidak bisa mengatasi volume orang yang ingin datang," katanya. "Orang-orang sangat senang bisa berbagi sesuatu pada suatu usaha pro-aktif yang saya lakukan untuk membantu diri saya sendiri," tambahnya. Carter masih menjadi tuan rumah untuk makan malam dalam proyek ini setiap dua minggu sekali dan dia menganjurkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Namun dia mengatakan banyak orang menolak menerima orang lain ke rumah mereka. Dia mengaku juga merasa demikian sampai dia menyadari betapa jujur dan penuh kasih sayangnya orang-orang di masyarakat. Proyek ini sekarang melahirkan serangkaian inisiatif. Carter dan dua orang wanita lain juga menjalankan acara kebun komunal yang memasok produk untuk acara makan malam di proyek OpenKitchen. Kebun itu juga menjadi tempat untuk usaha lain, OpenCinema, yang memutar film pada layar Pop-up setelah menikmati makan malam. Carter mengatakan dia yakin dunia saat ini telah menjadi semakin kurang membantu mereka yang berada pada tingkat terendah dalam strata sosial ekonomi. Dia berbicara dengan pengacaran pengungsi mengenai cara memerangi isolasi sosial dengan menjadi tuan rumah bagi acara makan malam untuk para pengungsi, dan berharap dirinya dapat bergabung dengan Hampton 100, usaha yang didanai dana patungan masyarakat yang mengajarkan keahlian memasak bagi para tunawisma. "Yang kita lakukan, di 'burbs of Perth, kita saling menawarkan makanan ?" tanya salah seorang peserta OpenKitchen, Kara Salter, yang menilai acara ini memiliki dampak yang luas bagi keluarganya. "Kita sekarang fokus pada hal-hal kecil, bersama-sama dan bekerja di kebun atau memasak makanan bersama-sama." Carter mengatakan dia melihat masa depan bagi proyek ini sebagai pengetahuan dan keahlian untuk saling berbagi dengan mereka yang tidak mampu menghadiri acara makan malam tersebut. "Bahkan jika cuma berbagi cara membuat roti daripada membelinya, itu merupakan cara yang sangat berharga," Sementara situasi keuangannya saat ini mulai membaik, Carter mengaku dia sangat kagum melihat bagaimana cara dia membelanjakan uangnya berubah drastis sejak menjalankanprogram ini. "Saya sangat percaya diri kalau saya bisa saja tidak lagi menerima dana beasiswa saat ini juga dan masih tetap memiliki orang-orang baik di komunitas saya yang akan membantu saya untuk bertahan hidup,"katanya.BACA ARTIKEL LAINNYA... OzAsia Festival 2015: Melihat Indonesia yang Bukan Cuma Bali