jpnn.com, SURABAYA - Telepon umum yang terpasang di jalur pedestrian di Kota Surabaya sudah lama tak digunakan.
Namun, oleh Telkom, telepon koin tersebut tak juga diambil. DPRD Surabaya pun mempersoalkannya.
BACA JUGA: Sandi Hanya Izinkan PKL yang Tertib Berjualan di Trotoar
Wakil Ketua DPRD Surabaya Aden Darmawan menganggap telepon umum itu mengganggu pemandangan.
Dia masih menjumpainya di daerah tengah kota. Misalnya di Kebun Binatang Surabaya dan halte Museum Bank Indonesia.
BACA JUGA: Anies Minta Pemilik Gedung Rapikan Pagar
"Di depan Balai RW 4 Gayungan dulu pernah ada. Saya minta dicabut," kata politikus Partai Gerindra itu.
Sudah banyak bagian telepon umum tersebut yang hilang. Mulai gagang telepon hingga tombol yang tercongkel.
BACA JUGA: Trotoar Sudirman-Thamrin Bakal Bermotif Kain Tenun
Coretan-coretan spidol dan goresan benda tajam menghiasi telepon itu.
Aden mengharapkan pemkot menyurati Telkom untuk segera mencabut seluruh telepon umum tersebut.
Selain mengganggu pemandangan, Aden merasa wajah Kota Surabaya perlu diubah.
"Kalau memang berniat memajang telepon umum, bisa. Tapi dimuseumkan," tuturnya.
Telkom memang tak melanjutkan layanan telepon umum itu. Sebab, peminat telepon umum sudah sangat berkurang. Sudah banyak pula yang memiliki smartphone.
"Voice traffic sudah banyak berkurang karena orang sudah lebih suka main data (data traffic, Red)," jelas Manajer Sekretariat dan Public Relations Telkom Regional V Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara Ivone Andayani. (sal/c9/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Baswedan: Anda Tahu Persis Gaya Saya, Kan?
Redaktur & Reporter : Natalia