Keamanan di bandara kini menjadi semakin ketat. Mereka yang masuk ke bandara pun sudah terbiasa digeledah badannya, diperiksa isi tasnya, dan dites deteksi narkoba secara acak.
Namun mungkin Anda kaget jika diminta untuk menyerahkan HP ponsel atau laptop kepada petugas Satuan Perbatasan Australia (Australian Border Force atau ABF) untuk diperiksa.
BACA JUGA: Warga Australia Dihukum Seumur Hidup di Filipina
Menurut Zaahir Edries, ketua Muslim Legal Network di negara bagian New South Wales, kewenangan ABF itu "relatif luas".
"Sebagai penumpang, apapun yang Anda miliki di HP Anda terbuka bagi pemeriksaan atau interogasi oleh petugas ABF," kata Edries kepada ABC.
BACA JUGA: Di Era Berita Palsu, Kepercayaan Pada Media Naik Tajam
Otoritas bandara berhak untuk menyita gawai Anda dan mencopy isinya.
"Saya pikir mereka terbuka untuk itu jika menjadi sesuatu yang memungkinkan mereka melanjutkan penyelidikan," kata Edries.
BACA JUGA: Menghabiskan 10 Malam Terakhir Ramadan di Jantung Kota Makkah
Jika Anda menolak, ABF kemudian dapat menggunakan kewenangan untuk menyita HP Anda dan memeriksanya.
"Di bawah UU terkait, Satuan Perbatasan berwenang memeriksa dan menahan jika Anda tidak membuka password gawai," kata Mr Edries.Apakah hal ini sering terjadi?
Data mengenai kejadian pemeriksaan dan penyitaan gawai tidak tersedia untuk umum, namun Edries mengatakan tampaknya pengujung sudah sering mengalaminya.
Pihaknya seringkali diminta membantu orang yang merasa diperlakukan tidak adil karena diberhentikan dan ditanyai di bandara, serta disita barang elektroniknya.
"Saya mendengarnya hampir setiap beberapa minggu," kata Edries.
Dia mencontohkan beberapa tahun lalu seorang pria asal Sydney berlatar-belakang Lebanon diberhentikan petugas saat mau ke Thailand untuk liburan.
Pria itu mengaku bahwa petugas memeriksa HP-nya dan mencecarnya dengan pertanyaan tentang rencana perjalanannya, termasuk apakah mau ke Timur Tengah.
"Dia cukup kaget dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Karena menurutnya, dia hanya mau pergi Thailand untuk liburan," kata Edries.
Dia menggambarkan pria itu seorang pekerja keras biasa yang memiliki nama berbau Timur Tengah dan bepergian pada saat meningkatnya kecurigaan.Apakah hanya dilakukan secara acak?
ABF mengatakan tidak ada pemeriksaan yang dilakukan secara acak dan semua pergerakan melintasi perbatasan akan diperiksa.
Ketika Anda terbang, maskapai penerbangan pun akan memberikan data diri Anda kepada Depdragri, sehingga pihak berwenang dapat mengidentifikasi mereka yang "mungkin berrisiko bagi keamanan perbatasan Australia".
ABF mengatakan petugas mungkin menanyai para penumpang dan memeriksa barang-barang mereka jika dicurigai mungkin melanggar aturan imigrasi, bea-cukai, keamanan hayati, kesehatan dan hukum nasional.
"Misalnya, barang yang tidak pantas, seperti materi eksploitasi anak-anak, dilarang diimpor ke Australia," kata ABF dalam pernyataannya.
"Petugas kami tetap waspada terhadap petunjuk bahwa orang mungkin bepergian dengan bahan menjijikkan ini, baik di dalam dan di luar Australia," tambahnya.Bagaimana dengan surat perintah pengadilan?
Pengadilan Federal di Massachusetts AS baru-baru ini memberikan lampu hijau untuk persidangan bagi pengacara hak sipil yang menggugat pemeriksaan acak di bandara. Mereka menilai tindakan itu melanggar konstitusi AS yang melindungi individu terhadap pemeriksaan dan penyitaan yang tak masuk akal.
Keputusan pengadilan diambil setelah adanya 11 orang yang menuding Pemerintah AS merusak privasi mereka karena petugasnya memeriksa dan menyita HP dan laptop mereka ketika kembali dari luar negeri.
Mereka ini termasuk wartawan, pengusaha dan ilmuwan NASA. Mereka berasal dari berbagai ras dan latar belakang, namun setengahnya merupakn orang Muslim.
"Mereka ini orang terhormat yang seharusnya tidak mengalami hal seperti itu," kata pengacara Adam Schwartz yang turut membela para penggugat.
"Tidak ada yang pernah menuduh mereka ini melanggar hukum, tidak satu pihak pun yang menyebut mereka memiliki barang selundupan," katanya.
Di AS, saat ini petugas dapat memeriksa seseorang meskipun tidak dicurigai. Namun menurut Schwartz, petugas harus menunjukkan surat perintah pengadilan sebelum "merampok" gawai milik orang.
"Anda tahu HP Anda adalah jendela bagi jiwa. Kita bisa melihat dengan siapa Anda bicara, obat apa yang Anda minum, ketertarikan politik Anda ... segala hal untuk mengetahui tentang Anda," katanya.
"Ini adalah jenis perusakan privasi dari pemerintah yang jelas tak diharapkan ketika mereka ini pulang," katanya.
Keputusan pengadilan itu membuka jalan bagi persidangan penuh yang akan memutuskan konstitusionalitas dari praktik yang dilakukan petugas di AS.
Sementara di Australia, tidak ada dasar untuk digelarnya pengadilan serupa.
Menurut Edries, rezim perlindungan individu terhadap pemeriksaan yang tak masuk akal dan penyitaan tidak eksis.
Karena itu, katanya, pihak berwajib di Australia perlu menyeimbangkan kebutuhan keamanan dan kebebasan sipil.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Akan Minta Maaf Atas Pelecehan Anak-Anak