jpnn.com - SERANG – Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan pada Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan (DPKPP) Kabupaten Serang, Heri Hermana (55) ditemukan tewas di kediamannya di Taman Ciruas, Desa Palawad, Kecamatan Ciruas, Senin (13/6). Saat ditemukan, jasad korban sudah membusuk di kamar karena diperkirakan Heri meninggal tiga hari lalu.
Jasad Heri ditemukan ketika Kepala DPKPP Dadang Hermawan bersama rombongannya hendak menjenguk, lantaran Heri empat hari tidak masuk kerja tanpa kabar. Namun, setibanya di kediaman Heri rombongan DPKPP tidak melihat ada tanda-tanda kehidupan. Seluruh pintu rumah dalam keadaan terkunci dan di sekitarnya terlihat banyak lalat.
BACA JUGA: Berangkat Ngemis Naik Sedan, Penghasilannya Segini
Setelah mengetuk pintu berulang kali tidak ada yang membuka, rombongan menghubungi Ketua RT 02 RW 04, Sudarkam. Mereka lalu membuka paksa pintu rumah korban. Benar saja, Heri ditemukan sudah tidak bernyawa di kamar belakang rumah yang belum selesai diperbaiki.
Sudarkam pun langsung melaporkan ke polsek setempat. Tak lama berselang, petugas kepolisian dari Polsek Ciruas dan Polres Serang tiba di lokasi. Jasad Heri dibawa ke RSUD dr Dradjat Prawiranegara menggunakan ambulans. Rumah korban yang berada di tengah-tengah rumah warga, dipasangi garis polisi. Tadi malam, korban dibawa ke kampung halamannya di Ciamis, Jabar, untuk dimakamkan.
BACA JUGA: Soal Honorer K1 Banten, Yuddy: Saya Datangi, Gubernurnya Tidak Ada
Salah satu pegawai DPKPP Yuli Saputra mengatakan, jasad korban ditemukan di kamar dengan kondisi sudah tidak bernyawa dikerumuni lalat dalam posisi telentang dan hanya mengenakan kain sarung tanpa baju.
Yuli belum mengetahui penyebab meninggalnya Heri. Namun, diakui Yuli, sebelum ditemukan meninggal, Heri sering sakit-sakitan dan pernah menderita penyakit stroke sampai satu pekan tidak masuk kantor. Heri kembali tidak masuk kerja sehingga rombongan pegawai berencana menengok Heri.
BACA JUGA: Astaga... Masih SMA Sudah Jadi Muncikari
“Beliau tinggal sendiri di rumahnya. Istrinya tinggal di Jawa bersama anak-anaknya yang ke semuanya sudah berkeluarga. Saya kurang tahu kenapa mereka tinggal terpisah, itu internal keluarga,” ujarnya.
Menurut Yuli, sosok Heri komunikatif dengan pegawai dan senang mengobrol di kantor. Bahkan, setiap rapat selalu angkat bicara. “Kalau aktivitas beliau di bidang perkebunan, memang tidak sesibuk bidang tanaman pangan. Tapi, beliau orangnya sering ngobrol dengan rekan-rekan dan stafnya,” tandasnya.
Sudarkam, Ketua RT 02 RW 04 Desa Palawad, mengaku terakhir bertemu dengan korban pada Sabtu (4/6). Korban, sudah hampir 15 tahun menjadi warga Desa Palawad, Kecamatan Ciruas. “Saya ketemu itu malam Minggu, hanya saja tidak sampai ngobrol, karena Pak Heri saat itu langsung pulang,” katanya.
Kata dia, Heri selama menempati rumah itu tanpa ditemani istri dan anak kandungnya. Sebab, keluarga besar berada di Purbalingga.
Apipi, tetangga korban menambahkan, korban sudah lama menderita stroke dan darah tinggi. Ia mengaku, selama satu minggu tidak melihat korban keluar. Hingga ditemukan sudah tidak bernyawa. “Memang Pak Heri itu orangnya tertutup, jarang ngobrol juga sama warga di sini, mungkin karena sibuk, kami juga tidak menyangka Pak Heri ada di rumah,” katanya.
Kanit Sidik Empat Polres Serang Ipda Juwandi mengatakan, persoalan tersebut akan ditindaklanjuti. Namun, ia belum bisa berkomentar lebih banyak mengenai kasus ini. (Irfan M-Nizar/Radar Banten/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerjaan Sih Ngemis, Tapi Punya Sedan dan Kartu Kredit
Redaktur : Tim Redaksi