Bom Bunuh Diri Renggut 48 Nyawa

Selasa, 05 Maret 2013 – 06:47 WIB
KARACHI--Konflik sektarian di Pakistan, terutama yang menarget warga Syiah, kembali terjadi. Ledakan bom, yang diduga sebagai serangan bunuh diri, mengguncang kawasan permukiman Syia di Abbas Town, Karachi, Minggu malam lalu (3/3). Hingga Senin (4/3) dilaporkan 48 orang tewas dan 200 lainnya terluka dalam insiden itu.

Seluruh aktivitas di kota terbesar di Pakistan itu kemarin dihentikan untuk menghormati para korban. Pemerintah setempat meliburkan semua kegiatan. Jalanan di seantero kota pelabuhan dan pusat finansial di selatan Pakistan tersebut lengang sepanjang hari kemarin. Nyaris tidak ada kendaraan yang lalu lalang.
 
Sekolah, pertokoan, dan pasar tutup karena pemerintah setempat menyatakan kemarin sebagai hari libur. Bahkan, komunitas Syiah menetapkan tiga hari berkabung sebagai penghormatan bagi korban. Insiden itu terjadi menjelang pelaksanaan pemilu parlemen di Pakistan bulan depan.

Ledakan bom terjadi sesaat setelah warga baru saja selesai menunaikan salat Isya dan meninggalkan masjid. Dua blok apartemen hancur. Salah satunya terbakar. Puluhan orang terjebak di dalamnya. Setelah berhasil dievakuasi, kemarin warga yang selamat ditempatkan sementara di sejumlah bangunan sekolah di dekat lokasi ledakan.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tapi, dugaan sementara mengarah pada kelompok militan yang dilarang pemerintah, Lashkar-e-Jhangvi. Sebelumnya, mereka mengklaim sebagai pelaku di balik serangan di wilayah warga Syiah di Quetta maupun kelompok Taliban Pakistan.

Kelompok militan seperti Lashkar-e-Jhangvi sudah sejak lama menyebut Muslim Syiah sebagai aliran sesat. Mereka pun meningkatkan serangan dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok itu diyakini punya sejumlah kamp pelatihan bagi para militan. Hasil investigasi polisi menunjukkan bahwa mereka juga memiliki banyak persediaan senjata dan bahan peledak.

Kelompok HAM dan warga mengkritik keras pemerintah Pakistan karena dinilai gagal menghentikan aksi kekerasan sektarian dan pemboman dengan target warga Syiah. Tidak satu pun pelaku yang ditangkap dan diseret ke pengadilan sejauh ini.

"Teroris membunuh kita (warga Syiah), tapi pemerintah tak bertindak apapun untuk menghentikan mereka," kecam Mohsin Ali, 29, warga Syiah yang kehilangan kakaknya dalam ledakan tersebut. "Sampai kapan kami akan terus kehilangan anak-anak dan saudara kami?"tambahnya.

Meski target serangan bom adalah kawasan permukiman Syiah, banyak pula warga Sunni yang menjadi korban. Aksi protes pun mencuat dari seluruh lapisan masyarakat.
 
"Pemerintah harus mempersenjatai kami untuk melawan para teroris jika aparat keamanan gagal menyeret mereka ke pengadilan," ucap Azam Khan, seorang Muslim Suni yang ikut mengevakuasi sejumlah korban tewas ke rumah sakit. "Kami akan memilih mereka yang bisa menumpas para teroris itu. Kami tidak mau tertipu lagi dengan janji-janji kosong," seru Azam.

Ribuan warga kemarin turun ke jalan untuk mengantarkan para korban ke pemakaman. Insiden terjadi seusai prosesi pemakaman itu. Pelayat yang marah membakar dua truk di dekat jalan tol di pinggir Karachi. Insiden lain dilaporkan terjadi. Aksi penembakan berlangsung di kawasan Sohrab Goth setelah para pelayat selesai memakamkan korban. Tak ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut.

Publik juga meluapkan kemarahan atas serangan bom itu. Aksi demontrasi terjadi di kawasan Numaish Chowrangi. Massa membakar ban untuk memblokade jalan di sana. Aliansi Jafria, yang didukung oleh Majlis-i-Wahdat-i-Muslimin dan organisasi Syiah lain, menyerukan mogok. Asosiasi para pedagang dan transportasi lokal pun memilih untuk tak beroperasi kemarin. "Tak ada transportasi umum yang melintas di jalan hari ini (kemarin)," terang Irshad Bukhari, pimpinan Karachi Transporters Ittehad.

Menurut Presiden All-Karachi Tajir Ittehad (AKTI) Atiq Mir, pusat perbelanjaan dan aktivitas bisnis diliburkan. Sebagian besar SPBU juga tidak beroperasi. Bahkan, meski Bursa Efek Karachi (Karachi Stock Exchange) kemarin masih beroperasi, hampir tak ada pialang yang beraktivitas. Akibatnya, transaksi nyaris tak berjalan.

Parlemen Pakistan akan dibubarkan dua pekan ke depan sebagai persiapan pemilu. Namun, meningkatnya kekerasan atas warga Syiah memunculkan pertanyaan soal keamanan warga yang akan menyalurkan suaranya. Syiah merupakan minoritas dengan jumlah populasi sekitar 20 persen dari 180 juta penduduk Pakistan.

Ledakan bom itu juga kali ketiga yang merenggut banyak jiwa dan menarget warga Syiah sejak awal tahun ini. Dua serangan bom itu menewaskan hampir 200 orang di Quetta, baratdaya Pakistan. Lashkar-e-Jhangvi mengklaim sebagai pelakunya.

Tahun lalu tercatat sebagai periode maut bagi warga Syiah di Pakistan. Menurut Human Rights Watch (HRW), lebih dari 400 Muslim Syiah tewas di seantero Pakistan pada 2012. Tragisnya, intelijen Pakistan justru pernah membantu kelompok militan seperti Lashkar-e-Jhangvi pada 1980-an dan 1990-an untuk menangkal ancaman dari Iran. (AFP/AP/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Azad Singh, Guru Terpendek di Dunia

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler