BUENOS AIRES - Aparat keamanan Argentina berhasil menjinakkan bom di sebuah gedung teater di Buenos Aires, Selasa (22/5). Gedung itu sedianya akan menjadi lokasi pidato mantan Presiden Kolombia Alvaro Uribe.
“Dalam suatu inspeksi, aparat keamanan menemukan bom tersebut di dalam salah satu lampu di teater. Bom itu merupakan tipe yang diaktifkan melalui telepon seluler,” kata hakim penyelidik Norberto Oyarbide kepada wartawan sebagaimana dikutip AFP, Rabu (23/5).
Oyarbide mengatakan, aparat keamanan internal dan pemeliharaan teater menemukan bom tersebut di lantai dua gedung, tempat Uribe akan mengadakan pesta cocktail bersama tokoh-tokoh terkenal. “Bom tersebut sangat sederhana tapi efeknya cukup besar untuk membunuh orang-orang yang berada di dekatnya,” ucapnya.
Selepas penemuan bom oleh petugas internal teater, pakar bom dari kepolisian federal Argentina langsung berdatangan ke lokasi, sementara petugas lainnya menutup jalan Corrientes Avenue –tempat lokasi teater- untuk upaya penyisiran lebih lanjut. Namun polisi tidak menemukan barang berbahaya lain. Oyarbide menambahkan, seandainya bom tersebut berhasil meledak maka reputasi Argentina akan sangat rusak.
Uribe yang dikenal dengan kebijakan hukum yang keras selama memimpin Kolombia periode 2002 - 2010 lalu dijadwalkan berpidato dalam forum manajemen dan kepemimpinan WOM Leadership symposium 2012 hari ini. Selain Uribe, petinggi klub raksasa sepak bola Spanyol Barcelona, Manuel Estiarte, juga akan menjadi pembicara dalam even ini.
Rencana Uribe berpidato dalam acara itu sempat ditentang oleh para simpatisan kelompok sayap kiri Kolombia. Pasalnya, Uribe dianggap sebagai pemimpin yang otoriter di zamannya. Meski demikian Uribe tetap akan menyampaikan pidatonya sesuai jadwal.
Dalam masa kepemimpinannya, Uribe menandatangani perjanjian damai kontroversial dengan berbagai kelompok pemberontak sayap kanan dan berhasil mendemobilisasi sekitar 30 ribu geilyawan. Dia juga memprakarsai serangkaian negosiasi perdamaian dengan gerilyawan sayap kiri Laskar Pembebasan Nasional (ELN).
Namun kelompok pemberontak sayap kiri terbesar di Kolombia, Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), menolak bernegosiasi dengan Uribe. Bahkan FARC menjuluki Uribe penghasut perang.
Karenanya sampai kini, anggota FARC terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah berkuasa. Beberapa warga asing, termasuk dari Argentina, dilaporkan juga pernah bergabung kelompok separatis Marxist tersebut.(AFP/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tabrakan Kereta di India, 14 Orang Tewas
Redaktur : Tim Redaksi