jpnn.com, GAZA - Boneka Hello Kitty itu teronggok di pojok berdebu rumah Mohammad Abu-Khammash. Si pemilik, Bayan Abu-Khammash, tak lagi bisa memainkan bonekanya. Bukan karena tak ingin atau bosan. Tapi, bocah 1,5 tahun itu tak lagi bernyawa. Serangan udara Israel menewaskan Bayan dan ibunya yang sedang mengandung, Inas.
Kamis dini hari (9/8) Israel membombardir kawasan Jaafari di Jalur Gaza. Tidak kurang dari 150 bom dijatuhkan di sana. Saat itu Bayan dan orang tuanya sedang terlelap. Salah satu bom mendarat di kediaman Abu-Khammash. Rumah permanen itu luluh lantak. Boneka dan mainan batita itu berserakan.
BACA JUGA: UUD Baru yang Sangat Yahudi
Inas dan Bayan tewas seketika. Hanya Abu-Khammash yang selamat. Itu pun dengan tubuh penuh luka. Kondisinya kritis. "Itu adalah kejahatan yang sangat nyata. Israel harus bertanggung jawab," tegas Kamal, saudara lelaki Abu-Khammash, seperti dilansir Associated Press.
Selain Inas dan Bayan, ada satu korban sipil lagi yang tewas dalam serangan tersebut. Dia bernama Ali Al Ghandour. Israel yakin bahwa pemuda 30 tahun itu merupakan anggota Hamas. Bisa jadi, Ghandour-lah yang menjadi alasan Israel membombardir Jaafari. Namun, tidak ada keterangan terperinci tentang aksi militer tersebut.
BACA JUGA: Dilarang Israel, Warga Tepi Barat Tak Pernah Mengenal Laut
Kemarin ratusan warga mengantarkan Bayan, Inas, dan Ghandour ke peristirahatan terakhir. Karena kondisi jenazah mengenaskan, tiga korban tersebut diletakkan di dalam peti, lalu diusung menuju liang lahad. Kematian Inas membuat penduduk Jaafari geram. Sebab, perempuan 23 tahun itu sedang mengandung.
Selain merenggut tiga nyawa, serangan udara Israel di Jaafari kemarin mengakibatkan 12 orang terluka. "Presiden menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendesak Israel menghentikan peningkatan (serangan, Red) terhadap penduduk Gaza." Demikian bunyi pernyataan tertulis Presiden Palestina Mahmoud Abbas seperti dilansir kantor berita WAFA.
BACA JUGA: Lulus dari Penjara Israel, Ahed Tamimi Lanjutkan Perjuangan
Juru Bicara Hamas Abdullatif Al Kanoo mengecam serangan Israel kemarin. Dia menyatakan bahwa Palestina akan melawan. "Peningkatan serangan biadab atas Gaza dengan sasaran penduduk sipil adalah kejahatan yang sudah direncanakan," tudingnya. Dia menegaskan bahwa Israel akan membayar mahal semua itu.
Israel Radio melaporkan, serangan militer tersebut berawal dari baku tembak Israel Defense Forces (IDF) dengan militan Palestina. Dalam baku tembak Selasa (7/8) itu dua anggota Hamas tewas.
Mereka adalah Ahmed Murjan dan Abdel-Hafez Al Silawi. Menurut Hamas, Murjan dan Silawi sedang berlatih menembak saat tiba-tiba IDF memberondongkan peluru. Atas insiden itu, Hamas mengancam balas dendam.
Rabu malam Hamas meluncurkan roket-roketnya ke Sderot dan beberapa kota Israel lain di perbatasan. IDF mencatat, ada 180 roket yang ditembakkan. Sekitar 30 di antaranya berhasil dihalau. (sha/c11/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Panas, Israel Tembak Jatuh Sukhoi Syria
Redaktur & Reporter : Adil