Diungkapkan Dewa Parsana, dari hasil identifikasi Laboratorium Forensik (Labfor), menemukan kemiripan bahan-bahan yang digunakan dalam pengeboman Pos Polantas di Poso dan pengeboman rumah warga di Desa Korowou. Bom tersebut, kata Kapolda memiliki timer dan detonator dari handphone merek Samsung, yang sama persis digunakan pada peledakan bom di Desa Korowou. “Bahan-bahannya sangat mirip,” ujarnya.
Meski demikian, dia masih belum berani untuk memastikan pelaku pengeboman di Poso merupakan pelaku yang sama pada peledakan bom di Desa Korowou. Sebab, menurut Kapolda, pihaknya hingga kini belum dapat menangkap pelaku pengeboman di Kabupaten Morowali, dan juga pelaku pengeboman yang baru-baru ini terjadi. “Pelakunya belum tertangkap, indikasi pelaku yang sama itu terus kami dalami,” singkatnya.
Yang jelas, lanjut Dewa Parsana, kelompok pelaku ini sengaja membuat teror di Kabupaten Poso dan sekitarnya, agar masyarakat di Kabupaten Poso menjadi resah dan terpancing terhadap tindakan-tindakan kelompok teror itu. Kelompok ini, juga tergolong terlatih, dan memiliki persenjataan yang cukup lengkap. “Mereka memang menginginkan Poso kacau lagi, sehingga mereka ini bisa bebas menjadikan daerah itu sebagai tempat mereka berkumpul,” tegas Kapolda.
Dia mengungkapkan, rasa terimakasihnya kepada masyarakat di Kabupaten Poso, yang meski rentetan teror terus menghantui, namun tidak sedikitpun membuat masyarakat terpancing dan berbuat hal-hal yang juga dapat merugikan.
“Saya mohon semoga masyarakat bisa tetap tidak terpancing, karena tujuan mereka sudah jelas untuk kembali memanaskan situasi Poso seperti beberapa tahun yang lalu,” tutur Dewa Parsana.
Disinggung tentang peran intelijen yang tidak mampu untuk mencegah aksi-aksi teror yang kerap terjadi di Kabupaten Poso, Kapolda mengatakan bahwa memang disadari kemampuan intelijen perlu ditingkatkan. Namun peran aktif dari masyarakat yang memberikan informasi kepada pihak intelijen juga sangat dibutuhkan, untuk optimalnya kerja-kerja intelijen.
Pihak Polda Sulteng dibantu Densus serta unsur TNI, kata Kapolda, juga masih terus melakukan perburuan terhadap pelaku-pelaku teror ini. Dua orang diantaranya yang diduga merupakan simpatisan dari kelompok ini, juga telah diamankan beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Polda Sulteng belum mau untuk meminta penambahan pasukan dari Mabes Polri. “Belum ada Brimob dari daerah lain. Masih Brimob Polda Sulteng yang kami turunkan dalam pengamanan. Namun dalam hal pengamanan tertutup anggota dari Mabes sudah ada,” terang Kapolda. (agg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Kali Bom Meledak di Pos Polantas Poso
Redaktur : Tim Redaksi