"Anak-anak itu sedang asyik bermain ketika jet tempur MiG milik pasukan pemerintah menjatuhkan bom," kata seorang aktivis oposisi. Insiden itu terjadi di sebelah timur ibu kota, tepatnya di taman bermain Desa Deir al-Asafir, Distrik Markaz Rif Dimashq, Provinsi Rif Dimashq. Selain menewaskan 10 anak-anak, serangan itu mengakibatkan sedikitnya 15 bocah lain terluka.
Kemarin (26/11) sejumlah video terkait insiden maut itu beredar luas di internet. Dalam salah satu rekaman, terlihat jasad beberapa anak tergeletak dalam kondisi bersimbah darah di taman bermain tersebut. Termasuk, jasad dua anak perempuan di jalanan dekat taman bermain itu.
Sejumlah ibu terdengar histeris sambil menangisi kepergian putra-putri mereka dalam video tersebut. Lalu, video yang lain memperlihatkan serpihan bom yang diyakini sebagai bom tandan tersebut.
Kendati PBB sudah melarang pemakaian bom tandan, beberapa negara masih saja nekat menggunakannya. Selain menimbulkan kerusakan yang parah, bom tandan biasanya menelan lebih banyak korban jiwa. Sebab, sisa bom yang tidak meledak bisa tertanam di tanah dan meledak sewaktu-waktu bila terpicu.
"Anak-anak yang menjadi korban masih sangat belia. Usia mereka belum sampai 15 tahun," kata Abu Kassem, aktivis oposisi yang juga penduduk Deir al-Asafir, kepada Reuters.
Menurut dia, pasukan pemerintah menjatuhkan dua bom tandan Minggu lalu. Kemarin para aktivis oposisi menemukan sedikitnya 70 serpihan bom tandan di taman bermain Deir al-Asafir.
Koresponden BBC di Lebanon Jim Muir mengatakan bahwa belakangan ini penggunaan bom tandan oleh militer Presiden Assad kian meningkat. Sebelumnya, serpihan bom tandan juga ditemukan di Kota Maarat al-Numan, Distrik Maarat al-Numan, Provinsi Idlib. Namun, Damaskus selalu membantahnya. Mereka bahkan mengaku tidak memiliki senjata berupa bom tandan.
Pada hari yang sama, oposisi dan tentara Assad terlibat pertempuran sengit. Namun, Minggu lalu, oposisi berhasil merebut pangkalan udara Marj al-Sultan yang terletak tak jauh dari Deir al-Asafir. Sebuah rekaman video amatir yang beredar di internet memperlihatkan situasi di pangkalan udara itu setelah jatuh ke tangan oposisi. Seorang pejuang berdiri di samping bangkai helikopter yang tidak utuh lagi.
Belakangan, oposisi gencar melakukan serangan ke titik-titik pertahanan pasukan Assad. Sebelum merebut Marj al-Sultan, oposisi sukses menguasai pangkalan udara Hajar al-Aswad di selatan ibu kota. Pekan lalu, oposisi menduduki pangkalan pula Mayadeen di timur Provinsi Deir Ezzor.
Saat ini, pejuang oposisi gencar menyisir Lembah Efrat yang membentang dari perbatasan Iraq sampai Deir Ezzor, Provinsi Deir Ezzor. Kemarin oposisi juga sukses merebut Bendungan Tishrin.
"Keberhasilan menguasai Tishrin sangat signifikan. Itu berarti militer hanya punya satu akses jalan darat menuju Aleppo," kata Rami Abdel Rahman dari Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Dengan jatuhnya Tishrin ke oposisi, militer Assad tidak punya rute lain untuk menuju Aleppo selain melewati jalan raya Damaskus-Aleppo. Padahal, rute dua kota itu sangat penting bagi pasukan Assad. Selama ini mereka bergantung pada pasokan senjata dari ibu kota untuk menghadapi oposisi. Dengan tersisanya satu jalur untuk militer, oposisi lebih mudah menyusun strategi serangan. (BBC/AP/AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepedihan Orang Tua di Gaza Pasca Serangan Israel
Redaktur : Tim Redaksi