Dikisahkannya, temannya Jehad Mashhrawi, editor video kantor biro BBC lokal Gaza, adalah pekerja keras dan selalu paling terakhir meninggalkan kantor biro BBC Gaza. Jehad merupakan video editor dan salah satu staf BBC Arab lokal.
Satu jam atau lebih setelah perang Gaza terbaru meletus, mendadak Jehad keluar sambil menjerit keras dari kantor biro BBC Gaza. Dia berlari menuruni tangga seperti kerasukan. Baru diketahui ternyata, tetangganya melalui seluler memberitahu Jehad, jika rumahnya menjadi sasaran roket zionis Israel. Misil jahanam itu menghantam tepat di rumahnya ketika anaknya terlelap di kamarnya. Omar, sang balita yang baru berusia 11 bulan pun meninggal seketika.
"Dia hanya tahu bagaimana untuk tersenyum dan baru bisa berkata hanya dua kata - Baba dan Mama," ungkap Jehad kepada Jon, seperti dilansir BBC.
Selain anaknya, saudara ipar Jehad, Heba juga terbunuh. Ironisnya, hingga gencatan senjata diumumkan, Heba belum ditemukan. Sementara saudara Heba kini tengah bergelut dengan nyawanya di rumah sakit akibat luka bakar serius.
"Kami masih belum menemukan kepalanya," kata Jehad.
Selain Jehad, sebelas anggota keluarga Mashhrawi yang bermukim di rumah kecil breezeblock kota distrik Gaza Sabra tewas seketika tatkala misil Israel membumihanguskan rumahnya. "Tempat tidur itu sekarang hanya baik untuk arang. Lemari penuh tumpukan pakaian anak-anak dibakar," ujar Jon.
Tentu saja setiap kematian warga sipil di kedua sisi sangat tragis. PBB mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa 103 dari 158 orang tewas di Gaza warga sipil. Terdiri dari dewasa, 30 anak-anak, 12 diantaranya berada di bawah usia 10 dan lebih dari 1.000 orang terluka.
Juru bicara pemerintah Israel Mark Regev sendiri hanya menyebutnya sebagai "kegagalan operasional". Di Israel sendiri tercatat empat warga sipil dan dua tentara tewas. Sementara lainnya dilaporkan cedera.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Pembangkangan Ancam Pemerintahan Mursi
Redaktur : Tim Redaksi