BACA JUGA: Peserta Kejuaraan Dunia Wushu di Bali Membeludak
Banyak masalah menerpa. Cobaan menghadang klub-klub IndonesiaBACA JUGA: Akhir Pekan Pertama NBA musim 2008-2009, Dua Team Undefeated
Bahkan, beberapa di antaranya mengisyaratkan bakal lempar handuk.Tanda ada masalah di kompetisi "profesional" Indonesia sebenarnya sudah terlihat di pertengahan putaran pertama
BACA JUGA: Icuk Pilih Mundur
Beberapa di antara klub-klub itu belum menggaji pemainnya hingga sekarangTak sedikit pula yang rela berutang agar timnya tetap berjalanNah, kini, ketika kompetisi hendak memasuki masa istirahat, teriakan mereka semakin lantangIsyarat mundur dari kompetisi diletupkanSalah satunya datang dari klub yang menjadi kekuatan utama sepak bola Indonesia, PSM Makassar.
"Kami belum mundurTapi, pengelola sudah tidak sanggup lagi menjalankan tugasKini, kami sedang mencari solusi untuk menyelamatkan perjalanan tim," ucap Ilham Arief Sirajuddin, ketua umum PSM.
Menurut Ilham, saat ini kantong PSM sudah kosongDia menyatakan, Pasukan Ramang -julukan PSM- sudah menghabiskan dana Rp 13 miliarUntuk mengarungi lanjutan kompetisi, mereka butuh dana Rp 7 miliar
"Kini, kami menunggu dana Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan," ungkapnya.
Jika bantuan itu tidak cair, PSM bakal semakin tersudutApalagi, kucuran dana dari sponsor tidak cukup untuk menutup kekurangan PSM
"Bila tidak ada solusi, bukan tidak mungkin langkah kami terhenti," paparnya
"Kami pun sudah sekaratIbaratnya, napas kami kini tinggal sepenggalKalau kondisi tidak berubah, kami juga akan mundur di putaran kedua," ungkap Azis Fandila, manajer PSSB Bireun, tim anggota Divisi Utama.
Kondisi PSSB memang jauh lebih kronis daripada PSMKlub yang bermarkas di Stadion Cot Gopu itu belum membayar gaji pemainnya selama tujuh bulan. Karena itu, selama 20 hari lalu, PSSB ditinggal pulang oleh para pemainnyaMereka enggan melanjutkan tugas lantaran haknya tidak juga dipenuhi. "Kalau tetap tidak ada yang membantu, mundur akan menjadi pilihan terbaik bagi kamiSebab, kalaupun bertahan dengan mengandalkan pemain lokal Aceh, kami tidak sanggup membayar biaya away," terang Azis Bengkel -sapaan Azis Fandila.
Setali tiga uang dengan PSSB adalah Persitara Jakarta UtaraMeski berstatus tim ibu kota, kondisi mereka juga mengenaskan. "Sejak April, kami belum membayar gaji para pemain," tutur Harry "Gendhar" Ruswanto, manajer Persitara.
Hanya bedanya, Persitara belum menyerahLaskar si Pitung -julukan Persitara-mencoba bertahanMereka masih sangat optimistis bisa bertahan hingga akhir laga"Kami masih komit untuk melanjutkan perjalanan hingga akhir," tegas Iwan Budianto, manajer Persik Kediri.
Selain PSM, Persik menjadi tim besar yang sedang olengMacan Putih -julukan Persik- dikabarkan masih menunggak pembayaran gaji para pemainnya selama dua bulanBahkan, badai eksodus pemain kini juga menerpa Persik
Apa yang terjadi itu jelas bakal menjadi bom waktu bagi kompetisi "profesional" IndonesiaJika benar ada tim yang mundur, laju kompetisi akan terguncangApalagi, yang mundur tidak hanya satu timJadwal kompetisi bakal semakin tidak sedap untuk dinikmati.
Selain itu, tetap bertahannya tim-tim yang sedang sakit bakal menjadi kerikil tersendiri bagi kompetisiSebab, bukan tidak mungkin mereka akan berjalan dengan setengah hatiAlhasil, jalannya pertandingan bisa jadi tak lagi menarik maupun indahKlub tidak lagi ngotot mengejar kemenangan
"Kami tidak marah, sedih, atau tertawa dengan apa yang terjadiKami yakin, mereka bisa menjadi dokter untuk menyembuhkan rasa yang kini mereka rasakanKami optimistis kompetisi itu tetap berjalan hingga akhir," sebut Joko Driyono, direktur kompetisi Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI)(miftakhul faham syah/diq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Papan Atas Liga Primera Spanyol Terus Panas
Redaktur : Tim Redaksi