Boncel, Pemasok Narkoba Jaringan Fredy Diburu Polisi

Selasa, 14 April 2015 – 14:41 WIB
Kabareskrim Komjen Budi Waseso saat menggelar barang bukti narkoba jaringan Fredy Budiman, di Ruko CBD Cengkareng, Jakbar, Selasa (14/4). Foto: Boy/JPNN

jpnn.com - JAKARTA -  Fredy Budiman belum kapok. Terpidana mati narkotika ini masih leluasa beraksi meski badannya dikurung di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.

Pria gendut ini masih mampu mengendalikan bisnis haram narkotika dari balik jeruji besi. Namun, upaya mereka terendus Bareskrim Polri. Badan yang dipimpin Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso itu berhasil menggagalkan upaya produksi, peredaran narkotika yang dikendalikan Fredy.

BACA JUGA: Fadli Zon Setuju Dibentuk Polisi Parlemen, Ini Alasannya

"Ini barang dikirim dari luar negeri. Ini jaringan lama tapi kita ikuti terus," tegas Budi Waseso di lokasi yang diduga pabrik ekstasi milik Fredy, di CBD Cengkareng, Jakbar, Selasa (14/4).

Gelar barang bukti ini disaksikan ratusan masyarakat sekitar dan media massa. Tampak hadir Direktur Tipid Narkoba Bareskrim Brigjen Anjan Pramuka, Wadir Tipid Narkoba Bareskrim Nugroho Aji.

BACA JUGA: Menteri Susi Akui Mendapat Tekanan

Masyarakat sangat antusias menyaksikan gelar barang bukti serta para tersangka itu. Tampak pula Fredy Budiman di lokasi bersama sejumlah tersangka lainnya.

Dengan kawalan ketat anggota Polri, para tersangka dihadirkan di hadapan publik. Kabareskrim memimpin langsung pemaparan di depan salah satu ruko yang diduga sebagai tempat produksi narkoba jaringan Fredy tersebut.

BACA JUGA: KPK Isyaratkan Panggil Bupati Anak Tersangka Korupsi

"Pelakunya orang lama. Kami ikuti ini sekitar dua bulan. Jaringan ini memproduksi dan mengedarkan," kata Budi Waseso.

Menurut Budi, jaringan ini begitu rapi melancarkan aksinya. "Jaringan ini dilaksanakan dan dikendalikan dari rutan," tegas Budi.

Bareksrim mengamankan belasan pelaku dalam operasi ini. Mereka adalah Fredy Budiman (38), yang selama ini mendekam di Lapas Nusakambangan.

Kemudian, Yanto (50), Aries (36), Latif (34), Gimo (46), Asun (42), Henny (37), Riski (22), Hadi (38), Kimung (31),  Andre (30) dan Asiong (50). Satu lainnya adalah WN Belanda, Laosan alias Boncel yang kini masih buron dan diketahui keberadaannya tak ada di Indonesia.

"Dia (Boncel) mengirim barang dari Belanda. Kami berkoordinasi dengan Belanda dan negara lain yang terkait," ungkap alumnus Akpol 1984 ini.

Bareskrim menyita 50 ribu butir ekstasi diduga dari Belanda, 800 gram shabu diduga dari Pakistan, 122 lembar narkotika berbentuk perangko (CC4), diduga dari Belgia, serta 20 handphone.

Kemudian satu mesin cetak ekstasi, satu tabung reaksi, 25 kilogram bahan baku ekstasi, 10 kilogram bahan pelarut, masing-masing satu timbangan digital, manual, alat pemanas, pendingin, alumunium foil dan penyaring.

"Mereka ini modusnya menyelundupkan ekstasi dari Belanda, sabu dari Pakistan, dan narkotika berbentuk perangko (CC4) dari Belgia untuk diedarkan di Indonesia," kata Budi. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri: Kita Beruntung Punya Presiden Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler