jpnn.com, SURABAYA - Suporter Persebaya Surabaya Green Nord 27 membeber tiga alasan yang membuat Persija Jakarta menjadi anak emas PSSI pada Liga 1 2018.
Faktor pertama adalah seringnya Persija menuda laga kandang sepanjang musim ini.
BACA JUGA: Persebaya vs Persija: Teco Cueki Teror 50 Ribu Bonek
Menurut Green Nord 27, situasi menjadi terlihat wajar karena Persija tidak memiliki home base.
Persija semakin di atas angin karena PSSI tidak menjatuhkan sanksi meski tim berjuluk Macan Kemayoran itu menunda laga kandang.
BACA JUGA: Persebaya vs Persija: Marko Simic Wajib Tidak Berkutik!
“Andai saja dari semua 18 klub peserta kompetisi Liga 1 melakukan hal yang serupa, pantaskah dilabeli kompetisi profesional,” tulis Green Nord 27 di laman resminya, Sabtu (3/11).
Faktor kedua adalah minimnya sanksi yang dijatuhkan Komisis Disiplin PSSI kepada Persija.
BACA JUGA: Persebaya vs Persija: Tuntutan Menang Meski Pincang
Green Nord 27 mencontohkan kegagalan panpel Persija menggelar laga melawan Persebaya di Stadion Sultan Agung, Bantul, beberapa waktu lalu.
Menurut Green Nord 27, kegagalan itu menjadi awal timbulnya bentrokan antara suporter kedua tim.
Kelompok suporter yang bermarkas di tribun utara GBT itu juga menyoroti ulah Jakmania pada pertemuan pertama di Stadion PTIK, Jakarta.
Menurut Green Nord 27, saat itu Ketua Umum Jakmania Ferry Indrasjarief mengusir penonton yang ternyata anak Menpora Imam Nahrawi.
Selain itu, Jakmania juga meludahi ofisial Persebaya yang hendak menuju lapangan.
“Tak ada hukuman yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI,” imbuh Green Nord 27.
Faktor ketiga adalah para elite Persija yang merangkap jabatan sebagai petinggi PSSI.
Menurut Green Nord 27, rangkap jabatan itu menimbulkan conflict of interest.
“Mempunyai bos yang merangkap jabatan sebagai elite PSSI tentu sangat menguntungkan bagi klub,” tulis Green Nord 27. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengintip Ketatnya Pengamanan Laga Persebaya vs Persija
Redaktur & Reporter : Ragil