jpnn.com, BANDA ACEH - Direktorat Reserse Narkoba Polda Aceh menangkap tiga terduga pelaku penyelundupan sabu-sabu 100 kilogram.
Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar menjelaskan ketiga terduga pelaku merupakan jaringan internasional Indonesia-Malaysia.
BACA JUGA: Ungkap Jaringan Narkoba Internasional, Polisi Sita 122 Kg Sabu-sabu
Dia menuturkan para pelaku diduga akan mendistribusikan sabu-sabu ke Aceh, Sumatera Utara, serta beberapa wilayah lain di Indonesia.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan pengungkapan kasus ini berawal dari informasi masyarakat.
BACA JUGA: Aksi Heroik Anak Buah AKP Adrian Menangkap Bandar Narkoba, jadi Tontonan Warga
Berdasar informasi itu, kata dia, personel gabungan Direktorat Reserse Narkoba Polda Aceh dan Satuan Reserse Narkoba Polres Bireuen menangkap terduga pelaku MB di jalan nasional Banda Aceh - Medan, Matang Glumpang Dua, Kabupaten Bireuen.
Namun, saat digeledah, tidak ditemukan barang bukti narkoba.
BACA JUGA: Penangkapan Bandar Besar Narkoba Berlangsung Tegang, Jalan Ditutup, Dor, Dor, Dor
Berdasar hasil pemeriksaan, lanjut dia, MB mengaku adiknya berinisial S yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO) menyimpan sabu-sabu milik Z alias Dun Kribo di Desa Ie Rhop, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen.
"Kemudian, tim gabung menggeledah rumah Z dan mengamankan tas berisi lima bungkusan berisi sabu-sabu. Terduga pelaku bersama barang bukti diamankan untuk penyidikan lebih lanjut," ujarnya di Banda Aceh, Selasa (30/11).
Irjen Ahmad Haydar mengingatkan masyarakat Aceh tidak menyeludupkan, menjadi kurir maupun mengedarkan narkoba.
Sebab, dia menegaskan, perbuatan tersebut membunuh generasi bangsa secara masif.
"Menjadi pengedar narkoba bukanlah pekerjaan. Itu sama saja membunuh generasi bangsa. Kami akan menindak tegas siapa pun pelaku peredaran narkoba di Aceh," ucap dia.
Pengungkapan 100 kilogram sabu-sabu itu menyelamatkan 500 ribu anak bangsa. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy