jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens menyebut deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dilakukan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8), tak lebih dari sekadar oposisi jalanan.
Boni menyebut demikian mengacu pada sejumlah fakta.
BACA JUGA: Habib Novel Klaim Mayoritas Massa di Deklarasi KAMI Alumni 212
Antara lain, isu yang diusung Din Syamsuddin dan kawan-kawan merupakan isu lama. Tidak ada yang baru.
Deklarator KAMI juga disebut tidak mempunyai basis dukungan massa yang memadai dan legitimasi moral mereka lemah di mata masyarakat.
BACA JUGA: Kapitra PDIP Curigai Gerakan KAMI, Keras Banget Bro!
"Saya menduga, KAMI dibentuk hanya untuk membangun bargaining position yang strategis untuk target pilpres 2024," ujar Boni di Jakarta.
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini juga tak menutup kemungkinan ada salah satu dari sejumlah tokoh yang mendeklarasikan KAMI, berambisi menjadi calon presiden atau calon wakil presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
BACA JUGA: Truk Fuso Angkut Sabu-sabu, Siapa Pengendalinya? Mungkin Anda Kaget
"Tentu ada salah satu dari tokoh-tokohnya yang berambisi menjadi capres atau cawapres. Kalaupun tidak ada, setidaknya mereka bisa menjadi kekuatan yang layak diperhitungkan oleh para kandidat," ucap Boni.
Artinya, kata Boni kemudian, target KAMI politik pragmatis.
Ia mengaku skeptis dengan misi para pengusung KAMI menyelamatkan Indonesia.
"Justru para tokoh KAMI adalah orang-orang yang perlu diselamatkan dari cara berpikir yang sinis dan pesimis terhadap pemerintah. Mereka perlu diselamatkan dari sikap skeptis yang cendrung absurd," katanya.
Meski demikian, Boni menyebut KAMI belum berpotensi menjadi ancaman bagi stabilitas politik dan keamanan negara.
"Tetapi dalam perjalanan waktu ke depan, KAMI bisa saja menjadi ancaman," pungkas Boni.(gir/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Soetomo
Reporter : Ken Girsang