jpnn.com, JAKARTA - Pencalonan Kabareskrim Komjen Idham Azis sebagai calon Kapolri adalah langkah yang tepat terkait sejumlah alasan. Pertama, Idham memiliki pengalaman yang memadai di dalam menangani terorisme dan berbagai kejahatan besar lainnya.
“Kita semua tahu bagaimana dia dulu berhasil membongkar kasus bom Bali II termasuk juga mengungkap kejahatan mutilasi tiga siswi di Poso. Dalam operasi-operasi skala besar lain seperti Operasi Anti-Teror Bareskrim Polri di Poso (2005-2007), Operasi Camar Maleo (2014-2016), dan Operasi Tinombala (2016),” kata Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/10).
BACA JUGA: Kastorius Nilai Sesat Bila IPW Menyebut Pencalonan Idham Azis Cacat Administrasi
Menurut Boni, Idham menorehkan banyak prestasi selama menjabat Wakil kepala Densus 88 Anti-Teror ketika Mendagri Tito Karnavian masih menjabat sebagai Kepala Densus 88 ketika itu.
Kedua, dari sisi integritas, Idham tidak mempunyai cacat sepanjang sejarah profesinya di kepolisian. Ia sosok yang bersih dan berintegritas.
BACA JUGA: IPW Minta DPR Kembalikan Surat Presiden soal Calon Kapolri
Ketiga, Idham memiliki keberanian dan ketegasan dalam mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang terkait dengan keamanan masyarakat, bangsa, dan Negara.
“Terkait tiga alasan tersebut, saya menilai Presiden Jokowi sudah membuat keputusan yang tepat dan bijak dengan mencalonkan Idham Azis untuk menjabat Kapolri yang baru,” katanya.
Menurutnya, keputusan tersebut tepat dan bijak karena lingkungan strategis dunia keamanan saat ini membutuhkan sosok yang bersih, tegas, dan berintegritas. Pasalanya, kita tengah menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme yang terus meningkat dan pada saat yang sama kekacauan lain terjadi seperti gejolak separatis di Papua.
Pada situasi yang konfliktual macam ini, menurut Boni, diperlukan sosok Kapolri yang berani dan bertindak cepat, yang sejalan dengan visi-misi pemerintahan Jokowi yang menginginkan kerja nyata dengan ritme yang cepat.
Satu catatan yang penting untuk Kapolri baru adalah bagaimana melanjutkan koordinasi antaragensi dengan TNI dan BIN sebagaimana telah sukses dilakukan oleh Kapolri Tito Karnavian pada masa bakti sebelumnya. Koordinasi lintas sektoral sangat urgen dan signifikan dalam kondisi ancaman keamanan yang terus dinamis saat ini dan di masa mendatang.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich