Boni Hargens Sebut 3 Partai Politik Tegas Melawan Terorisme

Minggu, 13 Oktober 2019 – 00:56 WIB
Boni Hargens. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens ikut mengomentari kasus penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto.

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu menyoroti peran partai-partai politik, yang menurutnya harus bersikap lebih sistematis melawan gerakan radikalisme dan terorisme.

BACA JUGA: Dandim Kolonel Hendi Pasrah Dicopot Jabatan karena Istri Sindir Kasus Wiranto

"Kejadian penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, membuat kita prihatin sekaligus marah," kata Boni Hargens, melalui pernyataan tertulisnya, Sabtu (12/10).


Boni mengatakan, belum semua partai politik memiliki komitmen yang besar dalam melawan gerakan terorisme.

BACA JUGA: Bripda Nesti Dipersiapkan sebagai Pelaku Bom Bunuh Diri

"Selama ini, saya melihat hanya beberapa partai yang konsisten dan tegas melawan terorisme seperti, PDI Perjuangan, PKB, dan Partai Golkar," katanya.

Boni menegaskan, partai-partai politik lainnya harus lebih serius berperan melawan gerakan radikalisme dan terorisme yang semakin membesar.

BACA JUGA: Yang Sebut Penusukan Wiranto Rekayasa, Sungguh Kejam!

"Bagaimana caranya? Mulai dari rekrutmen calon kepala daerah dan calon anggota legislatif, harus dilakukan screening ideologi secara ketat supaya yang figur terpapar radikalisme tidak ikut masuk dan kemudian ikut menguasai ruang kekuasaan," kata Boni.

"Saya tidak bermaksud mencari siapa salah dalam peristiwa penyerangan terhadap Wiranto, tapi saat ini gerakan radikalisme sudah semakin membesar, sehingga perlu ada solusi secara sistematis untuk melawan radikalisme dan terorisme," sambungnya.

Boni juga mengingatkan untuk mengevaluasi protokol pengamanan VVIP terhadap pejabat negara, termasuk presiden dan wakil presiden.

Menurut dia, di TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN), sudah ada aturan hukum yang baku untuk protap protokol pengamanan VVIP.

"Karena potensi ancaman yang makin dinamis, maka protapnya juga harus dinamis, terus dikembangkan dan disesuaikan dengan perubahan konteks ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan," kata Boni Hargens. (Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler