jpnn.com, KOREA SELATAN - Belum sampai pada tenggat waktu yang ditentukan hingga 20 April nanti untuk proses penyelesaian operasionalnya, General Motors (GM) Korea Selatan harus lebih dahulu menghadapi situasi sulit disebabkan kekacauan dari pekerjanya.
Dalam sebuah laporan Bloomberg, tersebar video yang memperlihatkan aksi anarkis dari para pekerja GM Korsel merusak sebuah ruangan yang tak lain adalah tempat kerja CEO GM Korsel Kaher Kazem.
BACA JUGA: Ini 4 Diler Chevrolet dengan Layanan Terbaik di Indonesia
Tindak penghancuran tersebut disinyalir dipicu oleh atas ketidakpuasan pekerja dengan kebijakan GM Korsel yang meniadakan bonus pada 2018.
Pemangkasan bonus sendiri ditujukan untuk menekan biaya yang dikeluarkan untuk operasional.
BACA JUGA: Sedih! Chevrolet Mulai Hentikan Sonic dan Impala
Dalam keterangan dari slah satu sumber GM Korsel, bahwa kejadian ini adalh tindakan kekerasan yang berakibat pada rusaknya properti GM, terutama ruangan CEO.
"Mungkin efeknya Kaher Kazem yang harus kehilangan kursi kerjanya dan komputer yang digunakannya untuk operasional sehari-hari," kata sumber.
BACA JUGA: Gurita Bisnis Raksasa Otomotif Kian Terpuruk
Kejadian tak mengenakkan itu tentu buntut dari rencana rencana GM akan menutup pabrik terbesar keduanya di Korsel, yakni di Gunsan dengan kapasitas produksi 260.000 unit per tahun pada Mei nanti.
Seperti diketahui, pabrik GM Korsel saat ini hanya efektif memproduksi sebayak 20 persennya saja. (mg8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Probosutedjo dan Bisnis Otomotif Indonesia Lewat Chevrolet
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha